Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Hartini ketemu chiang ching

Hartini sukarno bersama rombongan mengunjungi rrt selama 2 minggu. hartini sempat bertemu chian china yang untuk pertama kali muncul di depan umum. (pt)

30 Oktober 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

NYONYA Hartini Sukarno mungkin adalah satu-satunya wanita Indonesia yang pernah ketemu dan omong-omong dengan Chiang Ching, itu singa merah isteri Mao Tse-tung yang kini kabarnya ditangkap. Waktu itu Hartini dan rombongan sebanyak 25 orang (termasuk juga nyonya Achmad Yani) mengunjungi RRT selama 2 minggu. Sambil turut hadir dalam perayaan 1 Oktober 1962. Berkunjung sebagai misi persahabatan, 'waktu itu saya jadi tamunya Presiden Liu Shao-chi dan nyonya kata Hartini. "Hal yang sangat berkesan bagi saya ialah begitu patuhnya rakyat. Saya rasa memang, untuk mengurus 800 juta rakyat harus dengan langkah besi. Tapi apa yang diperlihatkan pada saya tentu saja yang baik-baik saja. Jadi hal-hal yang buruk tidak saya ketahui". Hartini dan rombongan pergi ke tembok besar, dijamu di Balai Rakyat ("bukan main, untuk dinner 1 jam dengan 15 macam makanan dan menjamu 5000 orang, kok beres dan lancar") dan ke tempat-tempat penting lainnya. "Di jalan-jalan yang saya lewati memang saya lihat orang-orang antri. Saya tanya pada Sukarni, waktu itu Duta Besar RI di Peking. Pak Karni bilang, supaya saya jangan bertanya keras-keras. Itu orang antri beras. Kan mereka diransum". "Kunjungan ke Bapak Mao ada satu jam", tambahya lagi, "di situlah saya berjumpa dengan CHiang Ching. Menurut kabar, untuk pertama kali itulah Chiang Ching muncul di depan umum". Pembicaraan berkisar pada soal keluarga. "Mao tanya bagaimana kesehatan suami saya. Dan pesan kalau ada apa-apa yang diperlukan, jangan segan-segan bilang apa saja. Waitu itu Bapak sedang dirawat tusuk jarum dari team medis RRT. Chiang Ching sendiri tidak banyak bicara dan Mao terus yang memimpin pembicaraan". Jadi Hartini hanya bertemu sekali itu saja dengan Chiang Ching. Menurut pendapatnya Chiang Ching biasa saja. "Mungkin karena baru sekali itu dia muncul di depan umum" Tambahnya: "Sulit melihat mana-mana yang cantik untuk wanita-wanita RRT. Lha kalau dari belakang hampir sama saja, laki dan perempuan. Semua pakai celana. Kalau ada yang pakai cheongsam, belahannya juga paling 10 senti. Tapi yang lincah, luwes dan bahasa Inggerisnya baik ialah nyonya Liu Shao-chi dan nyonya Chen Yi. "Kami tidak bolch memberi tip langsung pada misalnya pelayan guest house. Juga tidak boleh memberi hadiah apa pun sebagai tanda terimakasih. Apa yang saya beli? Kami dibawa di suatu toko yang khusus menjual barang-barang untuk tamu negara. Sekitar 10 buah vas antik saya beli. Eh, oleh Bapak (Bung Karno) waktu itu barang-barang itu dibawa ke Istana Bogor, di gedung yang biasanya untuk menerima tamu. Hingga sekarang entah di mana barang-barang itu. Saya bilang, itu milik pribadi saya. Tapi untuk Bapak, memang sulit mengatakan tidak di hadapannya. Apalagi dengan kata-kata: saya pinjam dulu ya Tien. Untuk mengisi ruang Istana yang kosong itu. Hati sayapun luluhlah."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus