KASUS pilot Garuda Antonius Dwiyanto telah membuka sejarah
peradilan penyelundupan emas liwat para pilot. Masih ditunggu
penyelesaian pengusutan terhadap yang lain. Saat ini tak kurang
dari 30 pilot yang sedang diperiksa dlaun hubungannya dengan
pengakuan Andi alias KKK, seorang penadah emas-emas yang
diselundupkan itu.
Andi yang ditangkap bersama pilot senior Garuda DK dan DH dalam
peristiwa penyelundupan emas batangan murni 48 kilogram
baru-baru ini (TEMPO, 31 Juli), menyebut A Siong, warganegara
Singapura. Yang terakhir ini berhubung domisilinya di sana tentu
saja belum bisa ditahan. Tapi kabarnya adalah A Siong yang
merupakan salah satu orang penting dalam jaringan penyelundupan
itu.
Bisa banyak teori tentang motif sebenarnya di balik
penyelundupan emas itu. Salah satu dugaan bertolak dari
kecurigaan politik, yang didukung oleh setengah kalangan resmi.
Sebuah sumber resmi mengungkapkan keyakinannya kepada TEMPO
"ada motif politik di belakangnya". Yakni untuk melancarkan
pemasukan kembali orang-orang Cina yang dulu sudah dikembalikan
ke RRT berdasarkan PP 10/1959. "Penyelundupan emas itu
dimaksudkan sebagai penyelundupan dana bagi keperluan tersebut",
katanya. "Sebab pengalihan uang dianggap terlalu riskan, karena
akan cepat menimbulkan curiga".
Mengapa emas batangan yang cepat kentara lebih menimbulkan
kecurigaan daripada uang tunai yang ringan dibawa, entahlah.
Tapi memang banyak orang-orang Cina yang telah dipulangkan ke
RRT punya hubungan keluarga di Indonesia. Baik yang sudah WNI
maupun yang totok. Sumber itu merasa yakin masuk kembalinya
mereka di Indonesia bukan cuma disebabkan tak' betah akan hidup
yang tertekan di RRT. "Tapi bermaksud mengembangkan kembali
ideologi komunis", katanya.
Bakil
Alkisah, pihak RRT sudah pula memanggil seluruh agen-agennya di
Asia Tenggara dalam suatu rapat di Hongkong dibulan Agustus
lalu. Agen-agen RRT di Indonesia -- menurut laporan yang
diterima pemerintah adalah TIE dan TUT di Jakarta Barat (Kota),
serta SM di jalan Kartini. Sedang TTT belum lagi diketahui
alamatnya. Belum lagi agen-agen yang katanya beroperasi di
Telukbetung.
Mereka melakukan kegiatannya liwat usaha-usaha tertentu. Seperti
membuka biro perjalanan yang tahun lalu pernah terbongkar di
Bandung. Kepala Wilayah Ditjen Imigrasi Bandung, Satari SH
minggu lalu mengungkapkan meningkatnya usaha pemalsuan pasor di
Jawa Barat, dengan bantuan biro perjalanan yang bekerjasama
dengan semacam sindikat. Juga Ka Bakin Letjen Yoga Sugama,
kepada pers minggu lalu menyatakan terjadinya "pemalsuan 230
paspor Indonesia di Hongkong yang ada hubungannya dengan
penyelundupan orang-orang Cina kembali ke Indonesia". South
China Morning Post 20 Oktober lalu memberitakan mulai
diadilinya 2 WNI yang berdomisili di Hongkong. Mereka adalah
Hakim Sulman alias Lay Nan-khun (43 ) dan Sharifudin alias C'hai
Fukting alias Tsoi Fuk-ting (35). Kedua warganegara Indonesia
yang diadili di pengadilan Hongkong itu terkenal sebagai ahli
memalsu dokumen antara lain pemalsuan paspor dari berbagai
negara, termasuk paspor Indonesia.
Namun kembali pada penyelundupan emas liwat para pilot. ada pula
dugaan punya motif lain di samping yang berbau politik tadi.
Yakni, untuk dijual kepada para pemilik "uang panas" di
Indonesia. Seorang pejabat beranggapan orang-orang kaya di
Indonesia kini merasa lebih aman kalau menyimpan uangnya dalam
bentuk emas batangan, ketimbang memperbanyak armada mobilnya
atau tanah dan rumah. "Untuk itu mereka berani beli emas
selundupan dengan harga mahal", katanya. Dengan begitu ada pasar
yang menguntungkan. Memang kalau hanya sedikit untungnya, untuk
apa orang menyelundupkan emas dengan risiko masuk penjara'?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini