Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemain Liga Italia Seri A dari klub Cagliari, Radja Nainggolan, puas. Hasratnya untuk menunjukkan kepiawaian menggocek bola dan menjebloskannya ke gawang lawan terbayar. Pemain keturunan Batak ini adalah penyumbang gol tunggal saat menekuk tim nasional Indonesia di bawah 23 tahun (timnas U-23) dalam laga di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Rabu sore pekan lalu. Kali ini Radja bergabung dengan tim Jakarta All-Star.
Namun, di luar urusan bola, pria kelahiran Antwerp, Belgia, 4 Mei 1988, itu masih memendam hasrat. Sebagai penyandang nama Nainggolan, anak pasangan Marianus Nainggolan dan Lizy Bogaerts asal Belgia ini ingin mengenal budaya Batak. "Itu yang mau saya cari tahu," kata pemilik kostum bertulisan Nainggolan di punggung ini kepada wartawan di FX Senayan, Jakarta, Senin pekan lalu.
Sayangnya, selama dua pekan dia berada di Indonesia, promotor belum memastikan bahwa Radja bakal mengunjungi tanah leluhur di Sumatera Utara. Bersama istri dan anaknya, Radja justru dijadwalkan mengunjungi Bali dan Riau. Walhasil, ketika sebuah foto panorama Danau Toba dikirim ke akun Twitternya, ia hanya berkomentar pendek: Wonderful. "Saya pasti akan datang ke sini lagi," ujar warga negara Belgia ini setelah melawan timnas U-23.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo