Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Hut nurtanio

Nuraini hudaya, lulusan itb, putri ibnu sutowo, muncul pada hut pt nurtanio 23 agustus 1978 dan siap menerima piagam atas selesainya gedung direktorat teknologi nurtanio yang diborongnya. (pt)

9 September 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SATU-SATUNYA tamu wanita yang muncul pada HUT PT Nurtanio, 23 Agustus yang lalu di Bandung, ialah Nuraini Hudaya. Lulusan ITB/Elektro tahun 1971 ini adalah isteri ir. Hudaya (yang kini di Saudi Arabia). Dia puteri bekas Direktur Utama PN Pertamina Ibnu Sutowo dan kakak Ponco Sutowo. Mengenakan kain panjang bermotif parang, kebaya brokat kembang berwarna merah, perhiasan yang tidak terlalu gemerlapan, tusuk konde di sanggul yang rapi, kehadiran Nuraini banyak menarik perhatian. Apalagi pagi itu dia banyak ketawa. Mungkin gembira, karena ia siap menerima piagam sehubungan dengan rampungnya gedung Direktorat Teknologi Nurtanio. Dia pemborong gedung tersebut -- yang konon cuma menelan biaya sebanyak Rp 76 juta. Bagaimana rasanya jadi pemborong bangunan? "Ah, biasa saja," ujarnya sambil tersenyum. Tentu. Terjun dalam bisnis di bidang borongan di tahun 1972 Nuraini langsung menerima order borongan besar dan kecil. "Yang kecil-kecil seperti kantor, rumah staf, dan 500 rumah buruh di Tanjung Priok," ujar Nuraini. "Yang besar termasuk Proyek LNG Arun, storage di Pulau Batam dan Pelabuhan Perak di Surabaya." Rupanya Nuraini cukup laris, dibanding dengan pemborong lain yang telah puluhan tahun berkecimpung di bidang ini. "Investasi tergantung besar kecilnya sarana dan alat-alat yang kita siapkan. Dan pendapatannya saja jumlahnya setahun, tidak kur ang dari Rp 2 milyar," tuturnya. Menikah dengan Hudaya di tahun 1969, keduanya kemudian mendirikan sebuah perusahaan bangunan yang diberi nama PT Handara Graha. Bisnis suami isteri ini berkembang pesat. Yang belum berkembang cuma satu: tambahan keluarga alias anak, yang memang belum ada. Ditanya tentang ini, Nuraini cepat menjawab: "Ah, sudah ya. Sampai di sini saja."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus