Orang dalam

TOKOH bisnis Tong Djoe ternyata bukan teman akrab Ibnu Sutowo saja. Padahal demikianlah dugaan orang ketika Tong Djoe membuka Tunas Building di Singapura bersamaan dengan "berkembangnya" nama Ibnu Sutowo dan Pertamina beberapa waktu yang lalu. Tapi ternyata, Tong Djoe teman siapa saja dari zaman Orde Lama dan Orde Baru. Ketika Nyonya Fatmawati menyelenggarakan malam meninggalnya Bung Karno di Jalan Sriwijaya, Juni lalu, Tong Djoe hadir dan baru pulang setelah ruangan nyaris kosong. Untuk keluarga Bung Karno rupanya Tong Djoe termasuk "orang dalam". Akhir Agustus ini dia tampak di rumah bekas Ketua PSSI, Bardosono. Bisnis apa? Terang bukan urusan olahraga, karena kegemaran keduanya berbeda. Tong Djoe sendiri suka berenang dan aerobik. Pernah membantu republik ini di zaman revolusi dengan cara jadi "penyelundup" untuk menambah kas Republik yang masih muda waktu itu -- Tong Djoe kini melakukan beberapa macam bisnis, tapi perkapalan adalah yang paling diandalkannya. Orangnya tidak menyolok. Tampangnya terlau biasa, tidak tinggi besar, tidak segera tampak sebagai orang kaya. "Ah, kaya itu tergantung kita melihatnya dari mana," ujar Tong Djoe. "Menurut saya kalau kita bisa nonton bioskop dan bisa beli teh, itu sudah kaya namanya."