Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Kembali ke Kampus

Fachmi Idris kembali mengajar dan aktif sebagai guru besar. Ia pun lebih leluasa menikmati waktunya bermain golf.

3 April 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Fachmi Idris. Dok. Pribadi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETELAH selesai menjabat Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan pada Februari lalu, Fachmi Idris kembali ke kampus. Ia menerima surat keterangan Rektor Universitas Indonesia sebagai co-promotor disertasi mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat, empat hari sebelum masa jabatannya berakhir. “Kurang-lebih pada saat yang sama, Sekretariat Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, di mana saya menjadi guru besar tetap, meminta saya kembali full menjalankan kewajiban di dunia pendidikan,” katanya, Jumat, 19 Maret lalu.

Fachmi, 53 tahun, bertugas di penyelenggara program jaminan sosial di bidang kesehatan tersebut selama 8 tahun 35 hari, sejak masih bernama Asuransi Kesehatan Indonesia. Saat menjalankan tugas itu, dia sebenarnya ingin tetap menjadi dosen. Fachmi mengajar mata kuliah sistem kesehatan, termasuk sistem pembiayaan. “Jadi, sangat asyiklah, teori dan praktik menjadi sejalan,” ujar dia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Fachmi Idris, di kantor pusat BPJS Kesehatan, Jakarta, Kamis, 9 Agustus 2018. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, karena ia mendapatkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang menetapkan penonaktifannya sebagai dosen, Fachmi berfokus mengurus BPJS Kesehatan. Ia menuliskan perjalanan kariernya sejak di PT Asuransi Kesehatan hingga menjadi BPJS Kesehatan tersebut dalam buku biografi Demi Indonesia Sehat.

Setelah tak lagi menjabat di BPJS Kesehatan, Fachmi bisa lebih leluasa menikmati waktunya. Ia bisa bermain golf lebih lama pada pagi hari tanpa terburu-buru ke kantor tepat pukul 08.00. Ia pun bisa bermain dengan lebih santai tanpa terus-menerus melihat telepon seluler. “Kalau dulu saya selalu khawatir, karena selalu ada perintah mendadak,” tuturnya.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus