Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Berita Tempo Plus

Jurus Fantasi, Peta Cina, dan Cerita Silat Kho Ping Hoo

Asmaraman Sukowati Kho Ping Hoo pernah berjaya pada zamannya. Saat kebanyakan penulis cerita silat Indonesia menyadur kisah pengarang Cina pada 1950-an, Kho Ping Hoo menyusun sendiri lakonnya. Lahir di Sragen, 95 tahun lalu, Kho Ping Hoo muda mulai menulis karena kondisi ekonomi. Sebagai pengarang ia produktif. Tercatat ada ratusan judul yang ia lahirkan, sebagian di antaranya berlatar Cina dan sisanya Indonesia. Bu Kek Siansu menjadi salah satu yang fenomenal. Terdiri atas 24 jilid, buku itu masih menyihir penggemarnya hingga kini karena plot ceritanya yang menarik dan sarat filosofi. Karyanya yang lain juga populer, walau sejumlah muatan sejarah dan geografis tentang Cina di bukunya disebut-sebut meleset dari fakta. Namun para pembaca “mengampuni” hal itu karena bagaimanapun tulisan Kho Ping Hoo hanyalah fiksi. Untuk mengenang lelaki yang wafat pada 1994 itu, Roemah Bhinneka pada 15 Maret 2021 menggelar diskusi secara daring. Dalam diskusi, lahir gagasan untuk memperkenalkan lagi Kho Ping Hoo kepada para pembaca belia.

3 April 2021 | 00.00 WIB

Kho Ping Hoo atau Asmaraman Sukowati membaca buku di rumahnya, di Solo, Jawa Tengah, 1977. Dok. TEMPO/Kastoyo Ramelan
Perbesar
Kho Ping Hoo atau Asmaraman Sukowati membaca buku di rumahnya, di Solo, Jawa Tengah, 1977. Dok. TEMPO/Kastoyo Ramelan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DANNY Njoman, 53 tahun, masih ingat pertama kali ia berkenalan dengan buku cerita silat (cersil) karangan penulis Kho Ping Hoo alias Asmaraman Sukowati. Saat itu, pada 1980-an, Danny yang masih duduk di kelas I sekolah menengah pertama melihat ada kerabat di rumahnya yang membawa buku Kho Ping Hoo. Namun ia tak dibolehkan mengintip isinya. “Orang tua takut saya ketagihan baca itu. Apalagi saya dianggap masih kecil, sedangkan cersilnya bacaan dewasa,” ujarnya, lalu terkekeh, saat dihubungi pada Rabu, 31 Maret lalu. Dasar berjodoh dengan Kho Ping Hoo, kawan sebangku Danny di sekolah ternyata memiliki sejumlah cersilnya. Danny pun meminjam koleksi sang kawan dan mulai melahap satu per satu jilid buku tersebut.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Isma Savitri

Isma Savitri

Setelah bergabung di Tempo pada 2010, lulusan Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro ini meliput isu hukum selama empat tahun. Berikutnya, ia banyak menulis isu pemberdayaan sosial dan gender di majalah Tempo English, dan kini sebagai Redaktur Seni di majalah Tempo, yang banyak mengulas film dan kesenian. Pemenang Lomba Kritik Film Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2019 dan Lomba Penulisan BPJS Kesehatan 2013.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus