Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
KHO Ping Hoo memang tak hanya menulis cerita silat. Dalam pengakuannya sendiri, ataupun seperti ditemukan dan dicatat para peneliti, ia juga menulis roman detektif, roman sejarah, dan roman percintaan. Namun jika “roman sejarah” Kho Ping Hoo ternyata disebut pula sebagai “cerita silat Indonesia”, karena terdapatnya laga persilatan dalam latar belakang sejarah lokal, dapatlah dikatakan bahwa proses hibrida bekerja dalam penulisan Kho Ping Hoo sebagai anak budaya peranakan Tionghoa.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo