NASIB becak naik di tangan Enny Beatrice, bintang film yang suka main dalam film-film "panas" . "Mulanya hanya iseng-iseng saja," kata Enny. Waktu itu, awal tahun ini, "ronggeng dari Dukuh Paruk" yang kini berusia 21 tahun itu berkunjung ke rumah calon mertuanya di Almelo, Belanda. Omong punya omong, calon mertua menanyakan soal becak di Jakarta yang digusur ke Laut Jawa. Sang mertua tanya, berapa harga becak itu kalau dibeli."Harganya sekitar Rp 150 ribu," kata Enny, menirukan jawabannya sendiri kala itu, yang memang spontan dan cukup ngawur "Waktu itu 'kan saya tidak tahu berapa harga pastinya." Sepulangnya ke Jakarta, Enny jadi punya pekerjaan baru. Sang calon mertua pesan becak, tidak cuma satu, tapi sebelas. Dari kawasan di Jakarta Utara, Enny membeli becak, lalu dibawa ke rumahnya di bilangan Tebet. Tentu saja becak itu diperindah dulu, dicat dan diberi gambar-gambar, baru kemudian dikirimkan dengan melepas-lepas komponennya, supaya mudah dipak. Untuk apa becak di Belanda? Diojekkan? "Woo, tidak. Di Belanda becak itu hanya untuk turis. Kadang-kadang untuk kendaraan pengantin," kata Enny, Senin lalu. Dari calon mertuanya ia mendengar kabar, sudah lima pasangan pengantin yang diarak naik becak di Belanda. Dari becak itulah, pikiran Enny berkembang. Bersama Yose, 26, orang Belanda calon suaminya, ia mendirikan perusahaan, namanya PT Mahkota Ayu Mandiri. PT itu bergerak dalam bidang bangunan, perekayasaan, dan ekspor-impor. Yang segera diekspor? Ya, becak itulah. Coba, sekalian dengan abang becaknya, mungkin Enny akan mendapat sebutan pahlawan becak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini