KEKAGUMAN Perdana Menteri Australia Paul Keating pada Candi Borobudur tak bisa disembunyikan. Ia bersama istrinya, Annita, sering melempar senyum. Mereka pun tak keberatan diatur juru foto untuk berpose di depan candi berlatar belakang Bukit Manoreh itu. Kunjungan tamu negara ke Borobudur Kamis pekan lalu itu antara lain ditemani Dubes Sabam Siagian. Di Borobudur, Keating pun mengadu nasib, mencoba memegang arca Kunto Bimo. Usaha pertama gagal. Baru pada rogohan kedua ia berhasil menyentuh arca. "I got it," serunya riang. Tapi, apa keinginan Keating saat akan meraih Kunto Bimo? "Saya ingin hubungan Australia dan Indonesia semakin baik," kata Keating, mengungkapkan rahasianya kepada Dubes Sabam Siagian. Selain ke Borobudur, tamu negara ini juga ke Candi Prambanan, terus ke Surabaya, mengunjungi West Australian Office di Kompleks World Trade Centre. Sebelumnya, di Jakarta Nyonya Annita bertemu dengan tokoh-tokoh wanita Indonesia. Ia juga ke Bentara Budaya, Jakarta. Di sana, ibu empat anak yang menguasai lima bahasa, dan sebelum menjadi Nyonya Keating berkebangsaan Belanda itu, mengagumi dan mengeluselus rumah kayu asal Kudus. Kebetulan, di situ sedang ada pameran lukisan Lucia Hartini. Tampaknya, Annita, 44 tahun, sangat responsif pada lukisan Lucia. Pertanyaannya sangat menggebu: "Mengapa ruangan ini dipenuhi dengan lukisan kuda? Apa arti kuda bagi pelukisnya? Mengapa harus kuda?" Ia juga menanyakan umur Lucia dan belajar di mana. Pokoknya, Annita yang dipandu oleh wakil pemimpin redaksi/penanggung jawab II harian Kompas, August Parengkuan, dan ditemani Nyonya Sabam dan Nyonya Alatas itu, sangat kesengsem.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini