TIME edisi 28 April mengutip ucapan Buya Hamka: "Khomeini boleh
jadi gila, tapi revolusi selalu dilakukan orang-orang semacam
itu. Tapi siapakah saya ini sehingga harus mengutuk seorang
pemimpin Muslim yang revolusinya baru saja mulai? Hanya saya
memang tidak mengerti, kenapa cebenarnya dia menahan para
sandera. "
Pernyataan seperti itu, yang ke dengaran polos dan ada juga
mengandung kebijaksanaan, ternyata dibantah Hamka tanggal 29
April surat bant han itu dikirim ke kantor perwakilan Time di
Tokyo, Kedutaan Besar Iran di Jakarta dan berbagai media massa.
"Saya tidak pernah diwawancarai majalah tersebut dan tidak
pernah mengeluarkan kata-kata semacam itu," tulis Hamka
"Sebagaimana diketahui, selama ini saya menganggap Khomeini
seorang pemimpin Islam Iran yang berhasil membebaskan rakyat
dari kekejaman Syah dan Amerika. Khomeini seorang pribadi yang
patut dihormati." Hamka pun menyebut liciknya "pemberitaan
Zionis".
Menurut Amiruddin Siregar, Sekretaris MUI, sekitar sebulan lalu
Hamka sebenarnya memang didatangi seorang wartawan Inggris, tak
jelas dari media mana. Ny. Chadijah, istri Hamka, membenarkan.
Dan wartawan tadi berwawancara. Hafif, 28 tahun, putra Hamka
yang kuliah di IAIN tingkat terakhir hadir juga bersama seorang
kawannya dan 2 orang tamu Hamka dari Surabaya. "Mereka semua
jadi saksi. Ayah tidak mengucapkan kata-kata seperti itu," tutur
Hafif.
Tapi menurut Hafif, mungkin telah terjadi salah penafsiran.
Sebab "ayah memang bilang bahwa revolusi bisa membuat orang tak
sadar, seperti gila. Tapi itu tidak ditujukan kepada pribadi
Khomeini."
Wartawan Inggris yang dimaksud ternyata Richard Cowper --
resminya koresponden Financial Times, tapi mengaku juga membantu
Time. Berada di Indonesia baru 4 bulan dan kantornya sampai
sekarang masih numpang di Reuter.
Menurut kawan-kawannya di sana, sejak ada bantahan itu Cowper
belum pernah nongol. Ketika ditemui TEMPO di rumah tumpangannya
ia tak mau bicara banyak. "Ada semacam salah pengertian,"
katanya. "Saya mau ketemu Hamka dulu, baru kasih tanggapan." Dan
sampai berita ini ditulis Hamka masih berada di Johor Baru,
Malaysia.
Oleh keluarga Hamka, Cowper memang ditunggutunggu Bukan apa-apa.
Sehabis mewawancarai dulu, jaket dan saputangannya tertinggal di
sana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini