Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Membantah Berita

Buya hamka membantah berita time edisi 28 april yang lalu, kutipan ucapannya sebagai berikut: khomeini boleh jadi gila, tapi revolusi selalu dilakukan orang orang semacam itu. (pt)

17 Mei 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TIME edisi 28 April mengutip ucapan Buya Hamka: "Khomeini boleh jadi gila, tapi revolusi selalu dilakukan orang-orang semacam itu. Tapi siapakah saya ini sehingga harus mengutuk seorang pemimpin Muslim yang revolusinya baru saja mulai? Hanya saya memang tidak mengerti, kenapa cebenarnya dia menahan para sandera. " Pernyataan seperti itu, yang ke dengaran polos dan ada juga mengandung kebijaksanaan, ternyata dibantah Hamka tanggal 29 April surat bant han itu dikirim ke kantor perwakilan Time di Tokyo, Kedutaan Besar Iran di Jakarta dan berbagai media massa. "Saya tidak pernah diwawancarai majalah tersebut dan tidak pernah mengeluarkan kata-kata semacam itu," tulis Hamka "Sebagaimana diketahui, selama ini saya menganggap Khomeini seorang pemimpin Islam Iran yang berhasil membebaskan rakyat dari kekejaman Syah dan Amerika. Khomeini seorang pribadi yang patut dihormati." Hamka pun menyebut liciknya "pemberitaan Zionis". Menurut Amiruddin Siregar, Sekretaris MUI, sekitar sebulan lalu Hamka sebenarnya memang didatangi seorang wartawan Inggris, tak jelas dari media mana. Ny. Chadijah, istri Hamka, membenarkan. Dan wartawan tadi berwawancara. Hafif, 28 tahun, putra Hamka yang kuliah di IAIN tingkat terakhir hadir juga bersama seorang kawannya dan 2 orang tamu Hamka dari Surabaya. "Mereka semua jadi saksi. Ayah tidak mengucapkan kata-kata seperti itu," tutur Hafif. Tapi menurut Hafif, mungkin telah terjadi salah penafsiran. Sebab "ayah memang bilang bahwa revolusi bisa membuat orang tak sadar, seperti gila. Tapi itu tidak ditujukan kepada pribadi Khomeini." Wartawan Inggris yang dimaksud ternyata Richard Cowper -- resminya koresponden Financial Times, tapi mengaku juga membantu Time. Berada di Indonesia baru 4 bulan dan kantornya sampai sekarang masih numpang di Reuter. Menurut kawan-kawannya di sana, sejak ada bantahan itu Cowper belum pernah nongol. Ketika ditemui TEMPO di rumah tumpangannya ia tak mau bicara banyak. "Ada semacam salah pengertian," katanya. "Saya mau ketemu Hamka dulu, baru kasih tanggapan." Dan sampai berita ini ditulis Hamka masih berada di Johor Baru, Malaysia. Oleh keluarga Hamka, Cowper memang ditunggutunggu Bukan apa-apa. Sehabis mewawancarai dulu, jaket dan saputangannya tertinggal di sana.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus