SEHARI sebelum ulang tahun yang ke-28, penyanyi Grace Simon
akhir pekan lalu membuka sebuah rumah makan. Namanya 'Torsina',
terletak di dekat rumahnya di kompleks Shangrila Indah, Ciledug,
Jakarta Selatan. Untuk hiburan para tamunya, pemeluk Kristen
Protestan yang belakangan tambah taat itu menghidangkan
lagu-lagu bernapaskan gereja.
"Untuk menghibur mereka yang hatinya sedang sumpek," kilah janda
beranak satu itu. Malam itu ia mengenakan pakaian serba merah
dengan kalung salib di lehernya. Nampak hadir dan memberikan
pidato sambutan Yusuf Roni. Entah ada hubungan apa ia dengan
penyanyi itu.
Yusuf Roni 19 Juli 1979 dijatuhi hukuman 6 tahun penjara potong
tahanan, oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Ia dinyatakan
terbukti melakukan kejahatan subversi. Pernah mengaku sebagai
orang Jepang beragama Shinto, lalu masuk Islam. Kemudian jadi
penganut Kristen sambil mencela agama Islam (TEMPO 28 Juli
1979). Kini ia membuka semacam biro konsultasi di belakang
restoran tersebut.
Grace Simon sendiri yang mengaku sudah bertunangan akan segera
berurusan dengan pengadilan. Ia sudah menghubungi pengacara
Minang Warman SH. Ia akan menuntut penyanyi dangdut Muchsin
Alatas (suami Titiek Sandhora -- yang dalam kaset terbarunya,
Maharani, menyanyikan sebuah lagu berjudul Gresimon: Grenfang
Silang Monas. Lagu ini berkisah tentang pelacur-pelacur
('grenfang') yang tiap malam beroperasi di bawah Tugu Monas,
Jakarta. Istilah yang diambil dari nama sebuah grup musik rock,
Grand Funk Railroads, yang entah bagaimana mulanya istilah itu
di sini berarti pelacur murahan.
Judul lagu itu dinilai Grace mencemarkan namanya. Upayanya ke
pengadilan adalah "agar nama baik saya bisa diperbaiki,"
katanya. Muchsin itu, katanya lagi, "kok tega benar sih. 'Kan
sama-sama artis."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini