JELLY Tobing, 40 tahun, untuk sementara harus bersabar dahulu sebelum namanya tercatat di Guinness Book of Record (GBR). Penabuh drum itu, Ahad pekan lalu, berhasil menggebuk drum tanpa henti selama 10 jam dalam pertunjukan musik rock di Stadion Menteng, Jakarta. Tahun lalu di Ancol ia hanya berhasil menabuh delapan jam nonstop. Rekor 10 jam itu sudah bagus. Jaya Suprana, sebagai perwakilan GBR di Indonesia, akan mengusahakan agar rekor Jelly Tobing segera disahkan. Tapi, "Kansnya fifty-fifty," ujar Jaya Suprana. Lo, kenapa? Ternyata, ini bidang baru di GBR. Yang tercatat selama ini adalah rekor menabuh drum dengan istirahat lima menit setiap jam. Yang pegang rekor Trevor Mitchell, penabuh drum dari Inggris dengan catatan waktu 44 hari satu jam. Itu dilakukannya di Seunthort, Inggris, pada 1986 -- tanpa pergelaran musik nonstop. Sedangkan Jelly terus menerus memukul, tanpa istirahat, bahkan sampai, "Saya harus ngompol di celana." Selama memukul drum itu -- dari pukul 14.07 sampai pukul 00.21,33 -- ada 14 grup band dan lima penyanyi yang main bersama Jelly. Dibantu istrinya, Uce Anwar, Jelly menghabiskan teh manis setermos, 10 liter aqua, 15 baju kaus -- ia sempat telanjang dada sejam -- dan cuma sepotong roti isi daging. Tongkat pemukul yang hancur ada enam pasang dan 10 pasang dilempar ke penonton sebelum hancur. "Untuk stik saja saya habis empat ratus ribu," ujarnya. Adapun lagu terakhir yang diiringi Jelly adalah Membakar Matahari yang dinyanyikan Achmad Albar bersama Godblessnya. Uang yang dihabiskan Rp 250 juta. Kok nekat amat? "Ini usaha mencetak rekor yang terakhir," kata Uce, sang istri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini