PENYANYI berkulit hitam manis, Shanice Wilson, menggoyang Studio East Disco, Bandung, Minggu malam pekan lalu. "Saya mencari penggemar musik saya," kata Wilson, 18 tahun. Bukan mencari pacar? "Mungkin, suatu saat nanti. Sekarang, mengejar karier dulu," lanjutnya sembari tertawa. Kasetnya memang meledak di sini. Ia lahir di Pittsburg dari keluarga yang gemar menyanyi. Pada usia tujuh bulan, misalnya, Wilson sudah bisa menyenandungkan lagu. Beberapa lagu Wilson menduduki top 10 di Amerika. Misalnya, Can You Dance atau No 1/2 Time. Lagu I Love Your Smile, "Membuat saya menjadi cepat top," katanya. Banyak remaja menggandrunginya. Satu lagunya, Silent Prayer, dibuat khusus untuk pasukan Amerika saat Perang Teluk. Namun, bukan dengan harapan agar Amerika menang di pertempuran. "Saya cuma berharap agar semua pasukan yang perang selamat semua," kata Wilson, yang mengaku membenci perang itu. Selain di Studio East, Shanice Wilson juga mengudara lewat Radio Oz, Bandung. Kesannya tentang Bandung? "Saya merasa senang, melihat orang banyak lalu-lalang di jalan. Mereka baik-baik dan kelihatannya familiar," katanya. Karena itulah, ia merencanakan akan kembali ke Indonesia tahun depan sambil mencari pacar?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini