DUNIA seolah terkuak lebar setelah ia menjambret Piala Citra -
untuk ilustrasi musik film terbaik dalam Kabut sutra Ungu.
Sebulan lamanya, Agustus lalu, ia jadi orang Amerika untuk
pertama kalinya.
Tahun 60-an ia pernah ke Cekoslowakia, Moskow, Kamboja dan
Birma. Ke Moskow bersama orang-orang PFN untuk pembuatan film
kunjungan Kruschev ke Indonesia.
Ia ke AS diundang Dubes Ashari, "teman main waktu sekolah dulu."
Seorang adiknya pun kebetulan kerja di kantor Kedubes RI di
Washinton itu.
Dan di sana Sudharnoto melihat, "kontak musik dengan publik
hidup betul," katanya. Musikus yang pernah kerja di perusahaan
iklan ini juga heran, sebab "musik di Amerika ternyata lebih
sopan dari bayangan saya."
Washington dengan gedung-gedungnya yang tua, patung-patung,
kebun dan hutan-hutan kecil, rupanya sangat mengesankan
Sudharnoto. Ia akan mencipta lagu tentang ini -- seperti ia
mencipta Musim Bunga di Teluk Hancau setelah ke Tiongkok
tempo hari.
Umurnya kini 55 tahun, punya empat anak. Semua lelaki. "Yang
tercantik di rumah ini ibunya," ia tertawa. Meryati, sang istri,
bekerja di Ditjen Radio, TV & Film.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini