BOSAN menggelitik lewat kartun, presiden direktur Jamu Jago, Jaya Suprana, 35, menyambut Tahun Kerbau 1985 dengan lomba tertawa. Maka, Minggu pekan lalu, para pengunjung yang memadati aula STM Pembangunan Semarang, pun riuh dengan gelak melihat 99 peserta lomba, dibatasi dari Ja-Teng dan DI Yogyakarta saja, unjuk gigi memamerkan ketawanya. Mereka boleh terbahak-bahak, terpingkal-pingkal, tersendat-sendat, atau ketawa yang ditahan-tahan selama 45 detik - di babak final, waktunya jadi 1 menit. "Pokoknya, ada ekspresi ketawa, karena di situlah seninya," kata Jaya Suprana. Karena ini seni rumit, dan baru pertama kali di Indonesia, Jaya mencari tenaga ahli untuk anggota juri. Mereka adalah Prof. Dr. Budi Darmojo, ahli jantung, Prof. Dr. Satjipto Rahardjo, ahli hukum, Drs. Darmanto Jatman, psikolog merangkap penyair. "Para juri meninjau seni ketawa dari keahliannya masing-masing," kata Jaya, tentu saja, bergurau. Mana ada ketawa model ahli jantung. Ternyata, yang paling banyak ketawa adalah yang punya ide. Sampai baju batiknya basah, karena keringatnya bercucuran lantaran ketawa. "Ternyata, tertawa itu berat, badan saya jadi lemas," ujar Jaya selesai perlombaan. "Menurut penelitian dokter, tertawa satu detik menghabiskan tiga gram kalori."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini