SARJANA nuklir itu akhirnya berhasil menembus tembok Keraton,
mengetuk hati Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Yakni agar diizinkan
mempersunting SriKussaladewi, putri termuda orang nomor 1
Yogyakarta itu. Pernikahan dengan adat keraton dilangsungkan 27
Desember ini.
Budi Santosa, sarjana itu, berkenalan dengan Sri pada 1974. Kala
itu Budi baru pulang dari Inggris, dengan gelar doktor tenaga
atom dari Universitas Essex. Hari demi hari dilaluinya, 1979,
mantap sudah niat Budi. Memang mempersunting sang putri tidak
mudah: untuk pacaran saja, Sri yang berdiam d, Keputrian Keraton
susah ditemui. Untung ada rumah kakek Sri di luar keraton.
Setelah ada 'lampu hijau' dari garwa dalem, K.R.A. Hastungkoro,
ibu Sri Kussaladewi, lalu abdi dalem Keraton Yogya R. Ng.
Surakso Purwohardjono, ayah Budi, memberanikan diri mengirim
surat lamaran untuk anak kelimanya itu kepada Sri Sultan = tahun
1981. Jawabannya baru di tahun 1982 ini datang.
Budi kini kepala Laboratorium Fisika Nuklir Pusat Penelitian
Bahan Murni Instrumentasi Batan, Yogyakarta. Juga mengajar di
Universitas Gajah Mada, dan tinggal di rumah dinas Batan, di
kompleks Reaktor Nuklir Kartini di kawasan Babarsari.
Pernikahan rupanya memang direncanakan secepatnya. Februari 1983
nanti ia harus mengikuti acara International School for
Theoretical Physics selama 6 bulan. "Maunya istri bisa ikut,"
katanya, "tapi dia harus kuliah." Sri kini duduk di Fakultas
Sospol UGM jurusan Administrasi Negara, sudah tahun ke-2.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini