ORANGNYA kecil, tapi gagasannya besar," begitu kata Ny. Moh.
Roem mengenang Ny. Sri Widoyati Wiratmo Sukito SH. Wanita
pertama yang menjadi Hakin Agung itu wafat di rumahsakit di
Houston, Texas, AS, Sabtu pekan lalu akibat kanker kandungan
yang sudah mencapai stadium IV.
Wiratmo Sukito kelihatan tak begitu kaget. Istrinya mengidap
penyakit ganas itu sejak 1 « tahun silam. "Kami sering
mendiskusikan arti hidup ini, sejak itu," kata Wiratmo.
Tamatan UI yang lahir 20 September 1930 itu gemar membaca dan
seorang kolektor keramik. Dia juga gemar musik klasik. Bila ada
tamu yang pandai main piano. "Wid (panggilan almarhumah) akan
'menodong' tamunya main sampai jauh malam," Wiratmo mengenang.
Pernah aktif dalam Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI), dan
anggota selompok Cibulan--kumpulan beberapa ahli dan aktivis
yang suka mendiskusikan kehidupan di Indonesia (kini dilarang)
-- Widoyati gigih memperjuangkan kaumnya, khususnya yang
menyangkut UU Perkawinan.
Selama hidupnya dia juga dilenal bersih. Sampai akhir hayatnya,
Hakim Agung yang dikaruniai seorang putra, Hario, 7 tahun, masih
belum punya rumah sendiri. Kediamannya di Jl. Setiabudi,
Jakarta, adalah rumah dinas yang rencananya akan dibeli-cicil.
Widoyati diam-diam suka menulis rupanya. Dan sang suami, yang
juga penulis, berniat mengumpulkannya untuk diterbitkan kelak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini