Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Menjadi berita

Muhammad nazir, 68, terpanggil untuk menandatangani "yayasan lembaga pengembangan pengertian dan kesadaran berkonstitusi sesuai dengan uud'45". tetap membujang dan hidup sederhana dari uang pensiun. (pt)

15 Juli 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LAKSAMANA (Purnawirawan) Muhammad Nazir, namanya muncul lagi di koran. Bujang yang usianya 68 tahun ini, menjadi berita bukan karena dia tiba-tiba jatuh cinta dan akan menikah. Kepala Staf ALRI pertama ini, minggu lalu turut menanda-tangani "Yayasan Lembaga Pengembangan Pengertian dan Kesadaran Berkonstitusi, sesuai dengan UUD '45." "Saya turut menanda-tangani karena saya cinta dunia pendidikan. Dan saya merasa terpanggil," katanya. Tidak mempunyai rumah pribadi, Nazir kini tinggal di pavilyun di atas garasi di rumah milik kakak perempuannya. "Saya memang tidak dapat rumah dinas," ujarnya lagi, "apa memangnya masih dinas, kok dapat rumah dinas." Tidak mempunyai perusahaan, Nazir hidup cuma daridua pensiun. Pensiun KSAL didapatnya Rp 80.000 sebulan dan dalam waktu yang bersamaan, dia juga menerima pensiun Menteri Pelayaran (1957 - 1959) Rp 9.000. Ia, yang pernah menjabat Duta Besar di Swiss dan Vatikan, punya resep hidup: "Hidup yang jujur saja. Hati bersih dan jujur, supaya jangan cepat tua." Dia memang sederhana dalam segala hal. Olahraganya juga dipilihnya yang termurah. Jalan kaki sekitar 2 jam di pagi hari dan Orhiba. Ketika ditanya mengapa tidak main golf, jawabnya: "Tidak punya uang untuk beli stik. Tapi kalau golf itu cuma jalan kaki, saya 'kan jalan kaki juga." Tidak begitu banyak menuntut dalam hidupnya ini, termasuk juga tidak bersusah-payah (rupanya) untuk mencari teman hidup. Kalau ada yang tanya mengapa dia tidak menikah, jawabnya selalu: "Saya belum ketemu jodoh."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus