DIPLOMASI Henry Kissinger gagal. Yakni mencegah tampangnya dipasang di antara foto-foto cewek tanpa busana dalam majalah Penthouse nomor Desember. Tapi, bukan karena itu, bila bekas Menteri Luar Negeri AS tersebut, lewat pengacaranya, minta agar pengadilan melarang beredar majalah untuk orang dewasa itu. Ia merasa namanya telah disalahgunakan: majalah itu pasang iklan tentang wawancara eksklusif dengan Kissinger. Padahal, si bekas menlu tak merasa pernah diwawancarai. Juni lalu memang ada orang mewawancarainya, tapi itu untuk sebuah buku yang akan diterbitkan. E, tahu-tahu hasil wawancara itu diiklankan untuk penerbitan Penthouse nomor Natal. Sayang, tuntutannya oleh hakim dianggap terlambat. Jadwal terbit majalah tersebut memang lebih cepat sekitar 20 hari daripada tanggal yang tertera disampulnya. Maka, kini, Kissinger minta ganti rugi US$ 10 juta kepada pihak Penthouse, orang yang mewawancarainya, dan distributor majalah tersebut. Ia menuduh, mereka telah mengingkari "persetujuan lisan", mencurangi, dan memperkosa aturan-aturan bisnis. Tapi, kata Bob Guccione, penerbit dan editor Penthouse, tuntutan Kissinger -- politikus dan negarawan yang kini jadi kolumnis internasional, termasuk untuk majalah TEMPO -- itu sungguh menyalahi hukum. Sampai di sini "hukum" itu sendiri belum menyatakan berpihak kepada siapa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini