Merayakan kawin emas

"SAYA tidak merasa menjadi tua," kata Prof. Dr. Ir. Roosseno Soerjohadikoesoemo kepada TEMPO. Jumat malam pekan lalu, Guru Besar Fak. Teknik UI itu merayakan kawin emasnya di Hotel Hilton, Jakarta. Ahli beton bertulang ini memang masih energetik. Malam itu ia pun turun berjaipongan -- acara yang sedang populer. Bapak enam anak dan kakek 18 cucu ini ketemu calon istrinya sewaktu kuliah di Technische Hogeschool, Bandung. Sedang Oentari sekolah di MULO -- mula-mula di Cirebon, lantas pindah ke Bandung. Itu sebabnya dulu perancang Wisma Nusantara itu pernah bersepeda Bandung-Cirebon sekedar menemui calon istrinya yang kelahiran Kediri itu. Begitu lulus kuliah, Roosseno lantas menikah. "Yang mengawinkan saya Bung Karno," katanya. "Bung Karno enam tahun lebih senior dari saya, tapi saya dekat dengannya semenjak mahasiswa." Hubungan itu pun berlanjut rupanya: ketika Soekarno menjadi presiden RI, sempat Roosseno menjadi menteri tiga kali: menteri pekerjaan umum & tenaga, perdagangan, lantas perhubungan. Orang yang pernah menilai generasi muda sekarang kurang berani fighting itu memang pekerja yang gigih. "Paling telat pukul tujuh kurang seperempat Pak Roos sudah muncul di kantor," kata sekretarisnya di Geomarix, perusahaan yang bergerak dalam survei tanah -- kantornya yang paling sering dikunjungi di antara beberapa perusahaan miliknya. Dalam pesta itu tamu disambut dan diantar pulang dengan rombongan reog Ponorogo. Salah seorang pendiri Universitas Gajah Mada ini memang kelahiran kota warok di Jawa Timur itu.