Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Merayakan ulang tahun ke-70

Bekas tokoh prri sutan mohamad rasyid merayakan ulang tahunnya yang ke-70 di gedung kebangkitan nasional jakarta. diterbitkan sebuah buku 'rasjid 70' untuk tanda mata baginya.

28 November 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SAYA senang pada semua itu. Lebih baik dipuji sewaktu kita masih hidup daripada sesudah mati," ujar Mr. H. Sutan Mohamad Raid. Itu dikatakannya sesudah kawan-kawannya melontarkan banyak pujian, pada perayaan ulang uhun ke-70 bekas tokoh PRRI tersebut--19 November. Acara di Gedung Kebangkitan Nasional Jakarta itu dihadiri sekitar 300 orang--sebagian besar warga serumpun, Padang. Sebuah buku, Rasjid --70, diterbitkan oleh panitia peringatan itu. "Terima kasih, boss," sambut Rasjid ketika Mr. Sumanang, salah seorang anggota panitia, menyerahkan buku tersebut. Keduanya selama ini memang saling memanggil boss. "Saya dulu berpihak pada. pemberontak PRRI karen mempertahankan pendirian," tutur Rasjid, ayah empat anak, kepada TEMPO. Waktu itu ia melihat pembangunan lebih banyak dilakukan di pusat. Sedang menurut hemat bekas gubernur militer Sumatera Barat dan Tengah serta menteri pembangunan dalam Pemerinuh Darurat RI (1949-50) itu, "seharusnya ada perimbangan antara pusat dan daerah." Juga ia kecewa karena melihat, "Saat itu Soekarno banyak memberi peluang pada golongan komunis. Dan saya sangat antikomunis." Karena itu, usai jadi Dubes RI di Roma (1954-58), ia langsung memihak PRRI dan tinggal di Jenewa. Kemudian menetap di Malaysia (196468) dan pulang. Meski Soekarno sudah memberi pengampunan pada 1961, Rasjid tak segera balik karena "takut ditangkap." Soalnya, waktu itu, Syafrudin Prawiranegara saja ditangkap dan ditahan di Madiun. Sebagai sesama orang PRRI "saya takut bernasib begitu pula." Tentang pemerintahan sekarang, "sekalipun ada orang berkata bahwa-pembangunan berhasil atau setengah berhasil, saya tak punya opini," katanya. Sebabnya, "Takut ada salah pengertian dari pemerintah." Padahal ia nampak sudah berbahagia dengan kedelapan cucunya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus