BELUM sebulan ia dipilih menjadi ketua umum Majlis Ulama
Indonesia menggantikan Buya Hamka (alm.), K.H. Syukri Ghozali
sudah mendapatkan mobil Corolla DX '81 baru. "Dari Departemen
Agama untuk saya pergunakan selama saya masih Ketua Umum MUI,"
kau Kiai 75 tahun itu. Bensin dan sopir pun, katanya,
ditanggung.
Baru pertama kali ini Departemen Agama memberi mobil inventaris
kepada ketua MUI. Dulu pernah didesas-desuskan, Buya Hamka
menerima mobil Volvo dari pemerintah. Tapi itu tak benar.
Barangkali memang sudah rezeki kiai asal Salatiga itu-ia selalu
ditemani mobil. Tahun 1921, ketika berangkat menunaikan ibadat
haji pertama bersama ibunya, ia merasakan pertama kalinya naik
mobil. Meski hanya mobil sewa, dan cuma dari desanya ke
pelabuhan Semarang. Kemudian, dalam perjalanan karirnya di
Departemen Agama berkali-kali ia ganti mobil dinas yang
dikemudikannya sendiri. Itu berakhir saat ia di pensiun dari
jabatan terakhir Dekan Syariah IAIN Jakarta.
Maka waktu itu, 1971, ia membeli mobil secara pribadi -- sebuah
mobil tua. Tapi kemudian dijualnya. "Merawat nya susah,"
katanya.
Toh, ketika diangkat menjadi rektor di Perguruan Tinggi Ilmu
Alquran, oleh Dewan Pendiri Perguruan itu, Ibnu Soetoro, kiai
yang lugu itu diberi Mercy 280 S. Mobil itu dipakainya hingga
akhir jabatannya, 1980. "Saya tidak tahu, mengapa Pak Ibnu mem
beri saya mobil. Padahal rektor sebelum dan sesudah saya tak
pernah diberi kendaraan," kata kiai yang nampak 10 tahun lebih
muda dari umur sebenarnya itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini