SETELAH mengembara 48 tahun, si "anak hilang" pulang kembali ke
desa kelahirannya, Tualang, Kecamatan Peureulak, Kabupaten Aceh
Timur. Kepala desa sana lanus memberinya kartu penduduk berwarna
biru muda. Sehingga, sejak 25 September Hadi Thayeb, 58 uhun,
resmi jadi salah seorang warganya.
Lebih dari itu ia memang telah diangkat jadi gubernur Daerah
Istimewa Aceh.
Sebelumnya, adik kandung bekas menteri P&K Syarif Thayeb--putra
Teuku Tjhik Peureulak--itu menjadi Dubes di Roma, Meksiko,
Polandia, dan yang sampai sekarang secara resmi masih
dijabatnya: Dubes di Arab Saudi. Ayah 3 anak ini juga pernah
jadi Menteri Perindustrian Dasar, Tekstil dan Kerajinan Rakyat.
"Setelah melanglang-buana hampir stengah abad, baru sekali ini
saya kemari. Bayangkanlah," ujarnya di hadapan orang-orang desa
tadi, dalam haru. Lantas ia bercerita tentang ayahnya,
Uleebalang Peureulak yang suatu ketika -- sebagai zelf
bestuurder --bertengkar dengan seorang kontrolir Belanda. Itu
konon menyebabkannya dibuang ke Batavia, 1933. Soalnya, si ayah
ingin lebih banyak bikin sekolah dan rumah sakit.
"Sebenarnya ayah (Teuku Tjhik Haji Mohd. Thayeb) hendak dibuang
ke Tanah Merah. Tapi karena sesampai di Jakarta ayah jatuh
sakit, rencana itu batal," tuturnya. Sejak itu sang ayah menetap
di Jakarta sampai meninggalnya, 1957. "Ulah si penjajah itulah
yang telah memisahkan saya sekeluarga dengan kampung halaman."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini