Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BAGI perancang mode Jenahara Nasution, minum kopi bukan sekadar rutinitasnya saban pagi. Minum kopi juga menjadi penyemangatnya ketika dia mendesain busana. “Bahkan minum kopi sudah menjadi alarm buat diri sendiri bahwa kehidupan hari ini akan dimulai,” kata Jenahara kepada Ecka Pramita dari Tempo, Rabu, 19 Juni 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jenahara juga bisa lebih dari sekali meminum kopi dalam sehari. “Rasanya mungkin sudah addicted, ya. Enggak bisa sehari tanpa kopi, pusing kalau enggak minum kopi,” ujar penyuka kopi espreso dan amerikano ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jenahara mengungkapkan, setelah meneguk kopi, semangatnya menyala. Ide-ide kreatifnya dalam merancang busana pun bisa muncul.
“Saya sangat suka memperhatikan detail. Jadi, apa pun yang saya lihat dan baca, atau saat saya sedang bengong, terkadang membuat saya menemukan ide-ide kreatif,” ucap putri perancang mode Ida Royani ini.
Selama ini Jenahara dikenal dengan karyanya yang bernuansa monokrom, seperti hitam, putih, dan kelabu, serta memiliki potongan simpel. Juga terdapat gaya yang menjadi ikonnya, yakni rantai, sabuk, detail asimetris, dan tali menjuntai.
Rancangan tersebut menunjukkan daya padu padan yang selama ini menjadi ciri khas karya Jenahara yang tak lekang oleh waktu. Karyanya pun konsisten memiliki sisi edgy dan fierce.
Belakangan, Jenahara juga mulai terbuka terhadap tampilan di luar koleksinya, yakni warna-warna dasar seperti pastel yang tetap mengacu pada signature karyanya. Warna hijau sage, terakota, dan biru denim mulai mewarnai potongan gaun, tunik, luaran, rompi, dan celana koleksi Jenahara.
“Yang paling berkesan buat saya adalah koleksi Lebaran tahun ini. Dalam merancang koleksi tersebut, saya bisa berkolaborasi dengan beberapa perempuan hebat yang mempunyai passion dalam mengerjakan role mereka masing-masing,” tuturnya.
Jenahara mengatakan mereka adalah perempuan yang menginspirasi dan menjadi contoh perempuan berdaya. “Saya mencoba masukkan dan kembangkan spirit mereka ke potongan koleksi saya,” ucap mantan Ketua Hijabers Community ini.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Kopi Menjadi Penyemangat Berkarya"