Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Munir lahir sebagai seorang ayah. Bukan hanya ayah bagi Sultan Alis Allende, bayinya yang baru berusia tujuh bulan hasil pernikahannya dengan Suciwati, tapi juga "ayah" bagi para aktivis yang hilang karena diculik. Dan sang "ayah"--serta kelompok yang dipimpinnya, yang bernama Komite untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras)--tentu saja layak diganjar Yap Thian Hien Award, pekan lalu, dari Yayasan Pusat Hak Asasi Manusia untuk upayanya memperjuangkan hak asasi manusia di Indonesia, terutama dalam soal tindak kekerasan dan penculikan. Tapi penghargaan dengan berbagai efek finansial dan prestise itu bukanlah suatu hal yang memuaskan batin aktivis ini. "Saya lebih puas melihat anak-anak yang hilang itu kembali ke pelukan keluarganya," tuturnya suatu sore yang basah tersiram hujan di Kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH), tempat Kontras "menumpang" berkantor.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo