KALAU ditanya bagaimana rasanya nyemplung dengan pakaian safari, barangkali Gubernur Sulawesi Selatan A. Amiruddin dan Ketua Badan Penasihat dan Pertimbangan Pendidikan Nasional M. Makagiansar bisa cerita sambil tergelak. Nyemplung di air ini adalah kisah nyata kedua pejabat tadi di awal bulan ini. Keduanya melepas sepatu dan bergandengan tangan menuju anjungan sebuah danau buatan. Di belakang mereka, sambil tertawa, Menteri Negara Riset dan Teknologi B.J. Habibie memperingatkan, "Awas, ada buaya!" Tapi ketika sampai di ujung anjungan, Amiruddin dan Makagiansar seperti ragu-ragu. Penonton di sekitar danau pun memanas-manasi, "... Ayo, dorong, dorong ...." Spontan Habibie mendorong kedua tokoh tadi, dan huppp ... byurrr .... Penonton bersorak. Adakah mereka telah kehilangan masa kanak-kanaknya? Bukan. Kejadian di kampus FISIP Universitas Hasanuddin Ujungpandang ini adalah "pembayaran kaul". Syahdan, 16 tahun lampau, Amiruddin, waktu itu Rektor Unhas, dan Makagiansar, ketika itu Dirjen Pendidikan Tinggi, terpesona melihat pemandangan romantis di sekitar danau Universitas Paris III, Prancis. Mereka pun lantas berkaul. Jika berhasil membuat danau di kampus Unhas, mereka rela nyemplung. "Waktu itu kaulnya seperti mimpi saja," ujar Amiruddin kepada Sri Pudyastuti dari TEMPO. Maklum saja, untuk membangun kampus yang luasnya 120 ha dengan anggaran cuma Rp 80 juta, memang agak musykil pakai danau. Lalu apa komentar Habibie? "Untung, saya tak punya kaul seperti itu waktu membangun IPTN. Kalau ya, bisa-bisa saya nyemplung dari udara, ha-ha-ha ...."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini