TIGA wanita telah ditetapkan sebagai Ibu Teladan 1976. Pemilihan
tingkat nasional yang pertama ini dipelopori oleh BP4 (Badan
Penasehat Perkawinan dan Penyelesaian Perceraian). Wanita
pertama adalah nyonya Soenardi, 58 tahun dari D.I. Yogyakarta.
Kedua: nyonya Suhaenah Zubair, 53 tahun, dari Lampung, ketiga:
nyonya Nyemas Zahara A. Hadi, 57 tahun, dari Kalimantan Barat.
Telah ditetapkan oleh Menteri Agama Mukti Ali, bahwa nantinya
setiap tahun akan diadakan pemilihan. Tiga orang wanita tersebut
dipilih setelah juri daerah mengajukan calon pemenang sebanyak
16 orang dari 16 propinsi. "Jadi juri Pusat menilai hasil
penjurian daerah", demikian nyonya Yoyoh Wartomo SH, Kepala Biro
Hukum Departemen Kesehatan yang dalam pemilihan ini duduk
sebagai sekretaris. Anggota juri lainnya adalah nyonya Aisyiah
Dahlan, nyonya Nelly Adam Malik, nyonya Brotoseno, dra. Maftuhah
Yusuf, Dr. Anwar Haryono SH, dan Yunan Helmy Nasution.
15 sponsor telah memberikan sumbangannya. baik dari perusahaan
maupun pribadi. Antara lain dari nyonya Tien Soeharto/Yayasan
Harapan Kita sejumlall uang sebesar Rp 600.000.
Seorang dari tiga Ibu Teladan telah berhalangan karena sakit,
yaitu yang dari Kalimantan Barat. Tapi ketiganya banyak menerima
hadiah. Pemenallg pertama dapat Tabanas Rp 150.000, pemenang
kedua Tabanas Rp 125.000 dan ketiga Tabanas Rp 100.000. Juga
piala. mesin jahit dan alat-alat rumall tangga. Pemenang pertama
bahkan dapat pesawat teve.
Ibu yang terpilih haruslah yang belum pernah bercerai, bisa
mendidik anak-anaknya sehingga jadi orang. Nyonya Zubair
misalnya adalah janda 12 tahun dan ibu dari 12 orang anak (satu
meninggal). Sering memberikan dakwah, memberi ceramah pada
organisasi wanita di Tanjungkarang. Pern-ah pula turut kursus
Inggeris, kursus koperasi dan suaminya -- ketika masih hidup -
adalah pegawai Jawatan Penerangan. Nyonya Nyemas Zahara adalah
ibu dari empat orang anak yang kini sudah duduk di perguruan
tinggi. Suaminya pensiunan Kepala Dinas PDK. "Interviu langsung
dari ketiga mereka telah kami lakukan", demikian Yoyoh Wartomo,
"untuk meyakinkan kami, tepat tidaknya pemilihan tersebut.
Kebetulan, kali ini mereka semua dari agama Islarn. Waktu
mendatang, barangkali pemilihan akan lebih luas".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini