Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Pemilihan ibu teladan tingkat ...

Terpilih sebagai ibu teladan 1976: nyonya soenardi (yogyakarta), suhaenah zubair (lampung), nyemas zahara a. hadi (kalimantan barat) ditetapkan oleh menteri agama mukti ali. (pt)

1 Januari 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"SAYA terharu. Allahu Akbar, kok saya sampai terpilih sebagai Ibu Teladan", demikian nyonya Soenardi, yang bertubuh sedang dan selalu mengenakan kudung serta berkain kebaya. Ibu yang satu ini jauh kelihatan lebih muda dari usianya, 58 tahun. Juga kelihatan masih sehat. "Mungkin karena saya sering naik sepeda, sehingga kalau kehujanan atau kepanasan, saya tidak apa-apa", ujarnya lagi. Ia telah menjanda selama 10 tahun, dan dengan enam orang anaknya cukup sibuk. Coba saja menyimak acara rutinnya. Dalam tempo 35 hari, nyonya Soenardi mempunyai acara dakwah, memberi ceramah di 18 tempat. "Kalau dijemput ya sukur, kalau tidak, saya naik sepeda", kata nyonya Soenardi, "kalau jauh, sepeda saya titipkan di Tempel, untuk kemudian saya naik bis". Dia tinggal di dukuh Gendol, Sumberrejo, kecamatan Sleman, termasuk kabupaten Bantul. Sering dipanggil orang sampai ke Magelang dan Semarang. "Saya biasa berangkat jam 05.00 subuh dan sesekali pulang jam 02.00 tengah malam. Di mana saja saya kasih dakwah, saya tidak senang untuk menginap. Biar jauh sekalipun, saya harus pulang rumah". Rumahnya cukup besar dan dua kali dalam seminggu ia selalu membuka kantornya di rumahnya. Nyonya Soenardi adalah juga Ketua BP4 untuk daerahnya. Berkata tentang BP4, ada dia menyebutkan: "Dulu banyak dibicarakan tentang kenakalan anak-anak. Tapi sekarang, kenakalan orangtua juga tidak berkurang". Pendidikan resmi: SD Ibtidaiyah SMP Tsanawiyah dan pernah duduk di FKIP Medasari setahun. Ia turut dalam kursus-kursus kependudukan dan mendapat beberapa tanda jasa lokal dan sebagai anggota Aisyiah. Kini nyonya Soenardi duduk di BP4 Bantul. Pensiunan Kepala Sekolah SD ini bersama suaminya dulu (yang juga menjabat guru) pernah mendirikan beberapa sekolah (SD, SPG, FKIP) dan banyak jasanya dalam mendirikan rumah bersalin Aisyiah. "Biarpun sibuk, saya yang pernah datang ke rumahnya, rumahnya tetap bersih dan rapi". ujar nyonya Djazuli Wangsaputra, yang suaminya jadi Ketua BP4 Pusat. "Saya memang sudah punya teve", ujar nyonya Soenardi, "jadi kalau sekarang saya dapat teve lagi, itu bisa saya pakai sendiri di dalam. Yang satunya, biar saja buat para tetangga, Maklum, saya tinggal di tempat kecil. Mesin jahit memang telah saya miliki 2 buah dari orangtua saya dulu, tambah satu lagi bisa untuk menambah nafkah kami". Nyonya Soenardi, selain pergi keliling memberi kuliah subuh atau dakwah di langgar dan mesjid, dia juga memberikan ceramah di berbagai sekolah (SMP dan SKKA). "Honor dari dakwah atau ceramah inilah yang rupanya menghidupi keluarganya" demikian nyonya Djazuli, "di samping dia juga menjajakan selendang atau kerudung hasil jahitannya". Dua dari 6 orang anaknya masih tinggal di rumah. Yang lainnya, sudah bekerja, sudah menikah atau sekolah di kota lain. Dari Presiden Soeharto di tanggal 3 Desember, nyonya Soenardi menerima lagi sejumlah uang Tabanas Rp '00.000. Jumlah uang Tabanasnya dari Ibu Teladan kini ada Rp 350.000. "Alhamldulillah, uang itu akan saya gunakan untuk naik haji tahun depan. Sudah lama saya mempunyai keinginan menunaikan rukun Islam ke lima. tapi karena materi, belum juga terlaksana. Keinginan saya naik haji hanya satu: naik haji untuk kepentingan dakwah".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus