DALAM usia 77 tahun, Prof. Dr. Mr. H.R. Kasman Singodimedjo
kawin lagi. Setlah melalui seleksi calon-secara ketat.
Sepeninggal istrinya tahun lalu, paling sedikit lima calon
bersedia mengganti. Malah dua di antaranya mahasiswi--tapi
ditolak. "Saya mencari jalan ia karena banyak pengalaman. Kalau
yang muda, biasanya banyak permintaan, katanya.
Dari Jakarta, dua orang janda menyatakan kesediaannya. "Tapi
saya tolak. Yang satu menyatakan bersedia mengabdi kepada saya
tanpa pemberian apa pun. Kata mengabdi tak saya sukai, karena
hanya kepada Allah manusia mengabdi. Yang seorang lagi janda
rupawan. Namun sebelum kawin, saya diharapkan melunasi
utang-utangnya."
Dosen Universitas Muhammadiyah, PTIQ dan IIQ itu (dua pendidikan
tinggi Al Quran lantas mencari calon lain. Yang terpilih
kemudian Nyonya Suherman alias Siti Salamah --janda berusia 56
tahun Pertemuan pun diatur. Ditemani adiknya, Ny. Purnomo, Prof.
Kasman datang dengan membawa buku Masalah Kedaulatan --
disertasi yang memberinya gelar doktor di tahun 1977.
"Bacalah ini," ujar Prof. Kasman--menunjuk sampul belakang buku
yang memuat riwayat hidupnya. "Biar tahu saya bukan orang biasa.
Boleh menolak, tapi harus tahu siapa yang ditolak," katanya
merayu. Janda Siti Salamahpun ternyata bukan orang sembarangan.
Ia aktif dalam organisasi Sarikat Islam, di samping menjabat
anggota BP-4 Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sebagai tanda kesanggupannya, Siti Salamah pun melepaskan
beberapa jabatannya di Yogya. Tepat pukul 9.15 pada pagi 13
September, akad nikah dilangsungkan. Bertindak sebagai penghulu
H.A.R. Fachrudin, Ketua Umum PP Muhammadiyah. Sekitar 200 orang
memeriahkan pesta di rumah Siti Salamah, di Sorokarsan Yogya
itu.
Ketua RK di situ, Sorokarsan, Hadisumarto, pun tampil memberi
sambutan. "Tiga bulan yang lalu saya mimpi rumah Ibu Salamah
didatangi ular besar," katanya. Menurut kepercayaan, artinya
bakal dapat jodoh. "Benar. Ternyata yang datang memang ular yang
besar." Resepsi pun riuh rendah. Prof. Kasman, bekas Jaksa Agung
'45-'46 itu, membawa 5 anak dan 13 cucu.
"Perkawinan ini bukan untuk seks," katanya. "Untuk mendekatkan
diri pada Allah," tambah bekas anggota KNIP dan bekas Wakil
Ketua Masyumi itu. Siti Salamah pun tahu, suammya yang baru
sudah tidak punya sumber sperma (prostata). Empedunya pyn sudah
diangkat lewat operasi 2 tahun lalu. Prof. Kasman lahir di Desa
Clapar, Purworejo 25 Februari 1904.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini