DENGUS lokomotif kereta api ta terdengar lagi di Aceh sejak 12
tahun lampau. Rel-rel memang masih membentang, tapi tidak pernah
lagi dilintasi kereta. Loko dan gerbong-gerbongnya teronggok di
dekat bangunan tua yang dulu bernama stasiun. "Perumahan
karyawan juga masih ada, tapi sudah banyak yang disewakan," kata
petugas perwakilan PJKA di Banda Aceh, Zakaria.
Meski begitu, masyarakat Aceh rupanya masih begitu sayang
terhadap alat pengangkutan yang sudah tak berfungsi itu.
Buktinya, ketika bulan lalu rel kereta api di Kabupaten Aceh
Besar dan Pidie dibongkar, banyak orang tidak setuju, termasuk
wakil rakyat di DPRD provinsi itu.
"Pembongkaran rel kereta api itu jelas akan mempersempit pilihan
pembangunan sarana perhubungan di sini," kata Nurdin Amin,
anggota Komisi A (Perhubungan) DPRD Provinsi Aceh. Teuku Thaib,
anggota DPRD yang lain, bahkan berniat mengundang pihak PJKA
untuk menjelaskan mengapa semudah itu memberi izin membongkar
rel kereta api. Menurut pihak PU Aceh, pembonkaran rel itu
untuk pelebaran jalan raya antara Banda Aceh - Bieruen (Sigli).
Kedua jenis jalan ini memang berdampingan sepanjang 26 km.
Menurut sumber PJKA, pembongkaran itu adalah atas permintaan
Departemen PU. Mula-mula kata sumber itu, PU minta kepada Pemda
untuk membongkarnya. Tapi karena untuk maksud tersebut
diperlukan peraturan khusus dan prosesnya lama--maka ditempuhlah
jalan pintas berupa kesepakatan antara pihak PU dan PJKA.
Kalangan Pemda sendiri ternyata tidak tahu menahu.
Emil Salim
Walhasil dibongkar juga rel yang dibangun pemerintah Hindia
Belanda 80 tahun yang lalu itu. Panjangnya meliputi 26 km,
separuh terletak di Desa Sibreh, Indrapuri dan Lambaro
(Kabupaten Aceh Besar), separuhnya lagi di lintasan Padang Tiji
- Sigli (Kabupaten Pidie).
Menurut Ir. Syamsidik M. Syam, pejabat PU Aceh yang memimpin
proyek peningkatan jalan tersebut, pembongkaran rel itu sudah
disetujui PJKA Medan dan Jakarta. "Tapi kalau kelak PJKA
memerlukannya, misalnya kalau kereta api di lintasan itu hidup
kembali, tanah tempat rel itu akan diserahkan kembali," tambah
Syamsidik.
Betapapun, pembongkaran rel kereta api itu oleh kalangan
masyarakat Aceh amat disesalkan. Apalagi karena sarana
perhubungan lainnya yaitu jalan raya biasa di provinsi tersebut
belum semuanya bisa diandalkan. Karena itU pada 1975 tak kurang
dari Emil Salim (ketika itu Menteri Perhubungan) berusaha
mencegah pembongkaran rel kereta api llntasan Banda Aceh -
Sigli.
Sebab menurut Emil, "kalau sudah dibongkar, pasti kelak sangat
sulit membangunnya kembali, perlu survei dan kelayakan segala.
Padahal kereta api suatu saat merupakan alternatif angkutan yang
sangat dibutuhkan." Nyatanya memang begitu. Sebelum 1969, ketika
kereta api masih berfungsi di Aceh, rel yang membentang
sepanjang 450 km dari Besitang (di perbatasan dengan Sum-Ut)
hjngga Banda Aceh telah berhasil mendorong gerak ekonomi daerah
sekitarnya.
Pentingnya kereta api, pada lintasan Lhok Seumawe - Medan,
Belaklangan juga ramai dibicarakan. Terutama setelah kawasan
Aceh Utara itu seharang dijadikan basis industri. Di sana ada
pabrik pupuk ASEAN, pabrik pupuk Iskandarmuda, pabrik kertas
Alas Helau. "Melihat laju pembangunan di Aceh sekarang, bukan
tak mungkin satu saat rel di sana dapat dimanfaatkan lagi," kata
sumber TEM PO di Balai Besar PJKA Bandung.
Kalau satu jalur rel telah telanjur dibongkar, tentu akan
merepotkan bila suatu saat kelak kereta api ingin dihidupkan
lagi. Sebagai contoh, sumber IEMPO di Balai Besar PJKA Bandung
merlunjuk rel trem listrik di Jakarta yang sudah telanjur
ditimbun dan di atasnya dibikin jalan. Belakangan santer enar
usul agar trem kota dihidupkan kembali. "Coba kalau dulu tidak
ditimbun, kan tak sulit menhidupkan trem itu?" katanya.
Panjang rel di seluruh Indonesia (Jawa, Madura dan Sumatera)
meliputi 7.000 km, tapi sekitar 6.000 km saja yang kini
berfungsi. Rel-rel yang sudah tidak dilewati gerbon itu umumnya
lintasan cabang -- artinya bukan lintasan raya. "Banyaknya rel
yang mati itu karena lintasan tersebut tidak ekonomis, termasuk
rel kereta api di Aceh," kata sumber tersebut. Rel-rel seperti
itu terutama terdapat di Jawa. (Lihat box).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini