Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Pesepak bola Pratama Arhan digandrungi remaja putri hingga ibu-ibu hamil.
Kelelahan meladeni penggemar putranya, ibu Pratama Arhan sempat dirawat di rumah sakit.
Petenis Aldila Sutjiadi memilih meladeni penggemar yang berkomentar positif di media sosial.
BEBERAPA remaja putri berteriak histeris melihat pesepak bola Pratama Arhan Alif Rifai meninggalkan Lapangan Trisakti di Legian, Kuta, Bali, pada Jumat, 21 Januari lalu. Mereka sudah menunggu pemain 20 tahun itu sebelum tim nasional Indonesia tiba untuk berlatih. Tim asuhan Shin Tae-yong itu menjalani pemusatan latihan di Bali serta menggelar pertandingan persahabatan dengan Timor-Leste pada 27 dan 30 Januari 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Memiliki wajah dengan garis muka tegas, rambut lurus, dan perawakan atletis, Arhan tengah menjadi idola, khususnya bagi kaum Hawa. Akun Instagram pemain PSIS Semarang itu telah memiliki 2,8 juta pengikut. Unggahan terakhir pria dengan tinggi badan 170 sentimeter itu saat membela tim nasional dalam Piala AFF di National Stadium, Singapura, mendapat satu juta tanda like.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para penggemar tidak hanya menyerbunya di media sosial. Ada penggemar fanatiknya yang sampai bertandang ke rumahnya di Desa Sidomulyo, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Kedatangan penggemar ke rumah Arhan sempat menjadi persoalan. Ibu Arhan, Surati, dilarikan ke rumah sakit pada pertengahan Januari lalu karena kelelahan meladeni fan anaknya yang sebagian besar remaja putri.
Setiap hari ada saja penggemar Arhan yang berkunjung ke rumah. "Sekarang sepertinya sudah tidak. Ibu juga sudah di rumah," kata Arhan kepada Made Argawa dari Tempo seusai latihan bersama tim nasional, Jumat, 21 Januari lalu.
Ketika sedang pulang kampung beberapa waktu lalu, Arhan juga sempat menjadi incaran ibu-ibu hamil yang ngebet meminta menciumnya. Arhan meladeni permintaan tersebut. "Mungkin lagi ngidam, makanya minta cium," ujarnya.
Arhan mengaku tidak terlalu sering melihat akun media sosialnya, apalagi membalas satu per satu komentar penggemarnya. Selama pemusatan latihan, pelatih Shin Tae-yong membatasi kegiatan pemain berselancar di dunia maya. "Tidak boleh ada update (di media sosial) saat pemusatan latihan," tutur Arhan.
Perjalanan karier Arhan sebagai pemain sepak bola dipengaruhi kakak laki-lakinya, Dimas Roni. Dari saudaranya itu juga Arhan pertama kali mengenal si kulit bundar. Kini ia menjadi salah satu tulang punggung tim nasional. Dalam pertandingan melawan Timor-Leste di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Kamis malam, 27 Januari lalu, ia menyumbang satu gol dan membawa Indonesia menang dengan skor 4-1. Ia juga terpilih sebagai man of the match dalam laga tersebut.
Berbeda dengan Pratama Arhan, petenis putri nasional, Aldila Sutjiadi, 26 tahun, mengatakan belum pernah menghadapi penggemar yang bertingkah unik ataupun mengganggu. Apalagi penggemar yang menunjukkan afeksi lewat tindakan yang cukup ekstrem kepadanya.
Petenis Aldila Sutjiadi di Jakarta, 23 Juli 2020. TEMPO/Nurdiansah
Peraih medali emas nomor ganda campuran Asian Games 2018 bersama Christopher Rungkat itu biasanya berinteraksi dengan penggemarnya lewat balasan komentar di media sosial, seperti Instagram dan Facebook. "Itu pun kalau pas lagi ada waktu," ujar Aldila kepada Mahardika Satria Hadi dari Tempo, Jumat, 28 Januari lalu.
Juara ganda putri turnamen tenis W100 Bonita Springs 2021 di Amerika Serikat ini mengungkapkan, dia tidak selalu bisa meladeni penggemarnya karena lebih banyak menghabiskan waktu dengan berlatih dan bertanding. Karena itu, Aldila hanya sempat membalas sebagian komentar mereka di kala senggang. Dia hanya membalas komentar yang menarik perhatiannya. "Contohnya yang memberikan dukungan positif atau bertanya mengenai hal yang penting," ucapnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo