Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertaliannya dengan keluarga itu terbuhul sejak 1956, dalam semangat Konferensi Asia-Afrika 1955. Front Pembebasan Nasional Aljazair membuka perwakilan Asia Tenggara di Jakarta. Brahimi dikirim. Di Jakarta dia berkenalan dengan almarhum Hamid Algadri, anggota parlemen bidang luar negeri. Karena sering datang, makan, minum, bahkan tidur di rumah itu, Brahimi muda ketika itu sudah dianggap keluarga.
Dia meninggalkan Jakarta pada 1961, setahun sebelum Aljazair merdeka. Tapi silaturahmi tak pernah putus. Setiap datang ke Indonesia, Brahimi pasti mampir ke rumah itu. "This is my Indonesian family," ujarnya. Dia menginap di rumah itu bersama Milica, istrinya. Untuk menyambut sang "adik", Nyonya Zeina Algadri, 80 tahun, menggelar pesta kecil. Hidangannya? Nasi kebuli yang nyam-nyam. Sedap sekali!
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo