Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Putu Wijaya

9 Maret 2003 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SENIMAN Putu Wijaya, 59 tahun, mendapat durian runtuh. Tanpa tahu sebabnya, dia menerima undangan dari Festival Winternachten di Durban, Afrika Selatan, dalam dua pekan ini. Putu menduga undangan itu atas rekomendasi teman-temannya yang terlibat dalam festival itu. Dia pun memutuskan membacakan tiga buah cerpennya, yakni Merdeka, Andai Aku Bisa Memilih, dan Tolong. Film layar lebar karyanya berjudul Plong juga ditampilkan. Dalam festival yang awalnya digelar di Belanda itu, Putu kebagian membacakan cerpen-cerpennya selama 15 menit. Sejatinya, panitia tidak ingin membuat Putu kerepotan. Cerpen-cerpennya cukup dibacakan dalam bahasa Indonesia agar bisa dirasakan dalam bahasa aslinya. Tapi Putu malah memilih mengantarkannya dalam bahasa Inggris. "Biar orang tak terpaku pada teks," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus