Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
USIA tak membatasi maestro tari Didik Nini Thowok untuk beraktivitas. Pria 69 tahun ini masih bersemangat memperkenalkan budaya Indonesia di mancanegara. “Saya baru pulang dari India,” kata Didik dalam sebuah acara di Jakarta, 6 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di negara yang mayoritas warganya memeluk Hindu itu, Didik berbagi cerita bagaimana India dengan kisah Ramayana dan Mahabharata mempengaruhi budaya Indonesia, khususnya dalam tari Jawa dan Bali. Di India, ia juga menampilkan kolaborasi tari Jawa dan Bali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya tampilkan tarian Dwimuka terbaru, yaitu Rama dan Shinta, di India. Jadi topeng belakang Rama dengan tarian nuansa Jawa dan bagian depan Shinta dengan nuansa Bali,” ujar seniman bernama lahir Didik Hadiprayitno ini.
Selain ke India, jadwal lokasi kunjungan Didik sudah padat hingga akhir tahun ini. Dalam waktu dekat, ia berencana terbang ke Taiwan, Australia, dan Singapura. Di Taiwan, ia akan bercerita tentang beberapa tari di Indonesia yang menyerap budaya Tionghoa.
“Tarian Indonesia sangat welcome soal pengaruh dari luar, tanpa menghilangkan identitasnya sendiri. Luar biasa sekali,” tutur penerima penghargaan Akademi Jakarta 2022 ini.
Bukan hanya di luar negeri, kesibukan Didik di dalam negeri juga padat. Baru-baru ini ia menjadi juri dalam persiapan pergelaran Sabang-Merauke. Didik mencari talenta tari tradisional muda dari berbagai daerah di Tanah Air untuk tampil di pergelaran pada 17-18 Agustus 2024.
Untuk dapat menjalani hari-hari yang sibuk itu, Didik sangat menjaga kesehatannya. Ia amat berhati-hati ketika memilih makanan yang akan dikonsumsi. Ia juga rutin dipijat secara tradisional, melakukan meditasi, hingga menjalani terapi akupunktur.
Khusus terapi akupunktur, dia menjalaninya setiap bulan sekali sebelum masa pandemi Covid-19 hingga sekarang. Namun, bila sangat letih, ia bisa menjalani terapi sepekan sekali. “Badan lebih enak jadinya,” ucap Didik, yang pernah menjalani terapi akupunktur untuk penyembuhan saraf terjepit.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini berjudul "Bugar dengan Terapi Akupunktur".