BERSAMA habisnya tahun 1993, Dede Jusuf mengubur "pribadi" Jojo dalam dirinya. Jojo adalah tokoh yang diperankannya dalam sinetron populer Jendela Rumah Kita. "Meski dibesarkan oleh sinetron itu, saya sudah bosan dianggap Jojo," kata pemuda yang tampak atletis dengan tinggi 175 dan berat 78 kg itu. Dengan "baju" Jojo, orang selalu menganggap Dede manusia berhati emas. Malah, menurut pol sebuah majalah hiburan, berkat peran itu Dede menjadi pemain sinetron terpopuler dan paling akrab dengan penggemarnya. Kontrak untuk memerankan Jojo sudah berakhir. Tapi, "Artis dan film adalah jalan hidup saya," kata Dede, yang pernah kuliah delapan semester di Jurusan Teknik Industri Universitas Trisakti. Untuk itu, Dede ingin peran yang lebih sulit. "Menjadi penjahat atau anak durhaka, misalnya," kata penggemar olahraga karate ini. Selain itu, Dede mulai belajar serius tentang penyutradaraan film. "Pokoknya, film saya nanti film yang bisa meninggalkan kesan. Bukan sekadar sakit perut setelah menonton film komedi, atau mata basah sesudah nonton film drama," ujarnya. Urusan cewek? "Wah, saya baru putus tahun kemarin. Saya jengkel sekali sampai belajar melukis, menulis, mengaji, pokoknya apa saja asal bisa melupakan dia," ujar Dede, tanpa menyebut nama fotomodel yang membuatnya kolaps itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini