TIGA warga negara Indonesia mendapat predikat bintang untuk kawasan Asia Tenggara dan Australia. Yang menobatkan itu The Sunday Times, koran edisi minggu The Straits Times yang terbit di Singapura, Ahad pekan lalu. Mereka memang layak bintang: Siti Hardiyanti Rukmana, Bob Hasan, dan Eros Djarot. Ketiganya ini bersanding dengan, antara lain, Menteri Pertahanan Filipina Fidel Ramos, Ketua UMNO Baru Malaysia Datuk Abdullah Ahmad Badawi, pejuang antikorupsi Australia, Tony Fitzgerald. Kata koran itu, Siti Hardiyanti Rukmana, putri sulung Presiden Soeharto yang biasa dipanggil Mbak Tutut, adalah ibu rumah tangga yang luar biasa aktif. "Dalam satu minggu, hampir tidak pernah terlewatkan pemberitaan pers tentang dia, sebagai ibu bijak yang mengetahui bagaimana membagi waktu antara mengurus tiga anaknya, dan minatnya yang luas pada binis dan pekerjaan sosial," begitu ditulis TST. Disebut di situ Tutut sebagai pelukis, pencipta lagu, memajukan olahraga, menolong petani miskin, bahkan sampai berita desas-desus tentang akan menjadi Menteri Sosial. Yang belum disebut TST pun masih banyak. Umpamanya, Tutut dekat benar dengan anak-anak muda. Ketika di Balai Sidang Jakarta dua pekan lalu ada Bursa Anak Muda, Tutut berpidato dengan akrab. "Saya ini, biar sudah hampir magrib, semangatnya masih tetap muda," kata Tutut, 39 tahun, bergurau. Bob Hasan disebut TST sebagai "pemilik kerajaan bisnis yang di tahun mendatang semakin punya posisi penting dalam percaturan ekonomi". Sedang Eros, sebagai sutradara muda, bisa meraih 8 Piala Citra lewat film pertamanya, Tjoet Nya' Dhien. "Saya sendiri kaget, kok, orang luar yang sampai memilih saya sebagai bintang Asia Tenggara dan Australia," komentar Eros, yang sedang berada di Malang, Jawa Timur, pekan lalu. Ia tampak gembira, dan katanya lagi, "Begitulah, kalau kita serius bikin film, pasti orang luar pun menghargai kita."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini