KETIKA museum lukis milik Nyoman Gunarsa diresmikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wardiman Djojonegoro, Ahad pekan lalu di Bali, ada yang lebih menyedot perhatian daripada panandatanganan prasasti marmer. Yakni, pelukis Bali itu tiba- tiba menawari Menteri Wardiman dan Nyonya Atie Wardiman untuk dibuatkan sketsa. Wardiman menyambutnya dengan girang. Mungkin karena tak biasa jadi model, atau karena digoda pengunjung, saat dilukis, Wardiman tampak salah tingkah. Ada yang tiba-tiba menyeletuk soal uban. "Pak Gunarsa, tolong jangan banyak-banyak menggunakan warna putih. Nanti Ibu marah," kata Wardiman. Sang Nyonya tak kalah tangkas menjawab, "Rambut putih malah kelihatan lebih intelek." Banyak yang menyebut hasil sketsa di atas karton berukuran 30 x 70 cm tadi tak mirip. Tapi Wardiman tidak peduli. "Orang melukis model itu kan tidak harus mirip seluruhnya. Kalau lukisan saya ini, yang ditangkap Pak Gunarsa, ya, matanya," ujarnya. Yang lebih pas sketsa wajah Atie Wardiman. Meski dibuat tak lebih dari lima menit, sketsa itu benar-benar berhasil menangkap karakter wajahnya. Kok bisa begitu? Menurut Gunarsa, menangkap karakter wajah Atie lebih mudah ketimbang Wardiman. "Terutama bibirnya," kata pelukis yang menetap di Yogya ini. Bibir Atie memang khas. Di bawah bibirnya terdapat tahi lalat kecil yang justru menjadi penghias yang manis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini