Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sophia Latjuba, 35 tahun, punya kegemaran baru: mengamati polah anak. Hasil amatannya itu kemudian- ia ana-lisis dengan -buku-buku- psikologi yang belakangan ini rakus ia beli. ”Suami saya sampai ngomel, pesan buku ke situs Amazon banyak sekali,” ujar istri- Michael Villareal itu.
Kegemarannya mencocokkan- teori dan praktek itu rupanya- berhubungan dengan program e-learning yang sedang ia ambil. Sofie, nama akrabnya, mempelaja-ri- ilmu neuropsikologi. Se-tiap selesai membaca- bu-ku, ia membuat esai dan mengirimnya via e-mail kepada profesor- pem-bimbingnya di Universitas Vermont, AS.
Yang paling se-ring menjadi o-byek penelitian-nya adalah a-nak su-lungnya-, E-va Celia, dan temannya. Ia mencatat ke-cen--de-rungan im-pul-sif pada- a-nak ke-cil. ”Me-reka nggak mi-kir- panjang, mudah mengomel pa-da orang tua,” ka-ta Sofie.
Tapi jangan buru-bu-ru bilang- bahwa ia sedang bikin riset saat me-ngetahui Sofie mem-protes ujian nasi-onal. Ia bercerita, dulu ketika sekolah SMA di Jerman ia selalu mendapat nilai bagus. Ketika kembali ke In-donesia, nilai- ba-hasa Indonesi-a-nya merah. Ia tak mengerti mengapa hanya karena satu mata pelajaran ia harus tinggal kelas. Sofie pun berontak dan pulang ke Jerman lagi. ”Saya korban ujian nasio-nal,” ucapnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo