Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lain lagi urusannya soal reformasi birokrasi. Sibuk atau tidak sibuk, menteri keuangan terbaik se-Asia ini sedang ngotot-ngotot-nya membenahi sistem kerja di departemennya, termasuk menaikkan gaji pegawai. ”Saya ingin dicatat dalam sejarah sebagai menteri yang berarti,” ujar mantan Direktur Eksekutif IMF untuk Asia Tenggara ini.
Lebih jauh lagi, ekonom berusia 44 tahun ini sudah mematok profesi baru jika tak lagi duduk di kursi menteri: sebagai aktivis sebuah lembaga swadaya masyarakat yang akan dibentuknya kemudian. Lho, kok? ”Iya, supaya perkembangan reformasi birokrasi yang saya rintis itu bisa terus dipantau. Kalau tidak jalan, akan saya demo setiap hari,” katanya, tergelak. Ah, kalau akhirnya bakal sibuk berdemo, apakah jadwal buka spa harus direformasi juga, Bu?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo