DITEMANI penari Sardono W. Kusumo, pelukis Kartika Koberl terbang ke Flores Jumat dua pekan lalu. Sasarannya Wuring, daerah yang paling parah menderita akibat gempa. Tanpa peduli sengatan matahari, ia pun menggelar kanvas. Lalu duduk di kursi rotan pendek sembari memelotkan tubetube cat. Ia mengabadikan reruntuhan itu ke dalam kanvasnya. Seorang ibu yang berjalan menenteng ikan dan seorang lelaki tua yang jongkok di sekitar puingpuing juga direkamnya ke kanvas. Pokoknya, semua kepedihan itu ia lukis. Kartika tampaknya puas. Tapi, buat warga Wuring, kesibukan wanita itu dirasa asing. Kartika dikerumuni terus, lalu ditanyai ini itu. Misalnya ditanya berapa harga cat itu. Ketika Kartika menyebutkan harga satu tube cat bisa dipakai membeli 12 kilogram beras, penduduk kaget. Apalagi cara melukis Kartika sama seperti ayahnya, Affandi, boros cat. ''Kok, cat mahal begitu dibuangbuang, kan lebih baik uangnya disumangkan untuk orang Wuring?'' kata penduduk. Kartika kemudian menjawab, kalau lukisan ini jadi, bisa untuk membeli bertonton beras untuk warga Wuring. Penduduk tambah heran, tetapi kemudian paham. Lalu ramairamai membantu Kartika. Ada yang membawakan air minum dan ada yang membelikan pisang goreng. ''Saya senang sekali,'' kata Kartika. Menurut Sardono, lukisanlukisan ini akan dipamerkan di Jakarta bulan depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini