CEWEK Betawi itu bernama Sylviana Murni. Cerdik, berani, dan
tentu saja cantik. Ia terpilih sebagai 'None Jakarte 1981',
menyisihkan 17 saingan pada Malam Final Abnon (Abang & None) di
Balai Sidang 16 Juni.
Waktu muncul di panggung, belum lagi Urip Arpan dan Lilis
Suryani -- yang malam itu jadi pembawa acara -- bertanya, Sylvia
sudah nyerocos aja. "Orang yang buang sampah sembarangan bisa
kena denda Rp 50 ribu atau hukuman enam bulan," katanya mengutip
Peraturan Daerah nomor sekian-sekian. Urip dan Lilis bertugas
menguji -- dan Sylvia pun lolos dari rintangan pertama.
Sudah lama anak ketiga Letkol Mudjani yang tinggal di Kampung
Pisangan Lama Jakarta Timur ini, ngebet pingin jadi None
Jakarte. "Soalnya penasaran sih. Selama ini 'kan yang jadi
pemenang bukan orang Betawi asli," tutur mahasiswi Fakultas
Hukum Universitas Jayabaya itu. Tahun 1979 ia juga ikut
pemilihan, tapi cuma jadi finalis. Malam Selasa minggu lalu itu,
Sylvia dites macam-macam -- antara lain Sejarah Jakarta dan
bahasa Inggris.
Sylvia berbintang Libra. Waktu muncul di panggung, dia pakai
kebaya panjang khas Betawi berwarna merah jambu'. "Warna ini
'kan lagi musim sekarang," celetuknya sendiri.
Yang terpilih jadi Abang Jakarte malam itu juga anak Betawi
asli. Namanya A. Rully, 24 tahun. Bang haji ini, pengusaha bahan
bangunan yang juga mahasiswa Universitas Nasional, nongol dari
bilangan Rawa Belong.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini