Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hidup Tugiyo, seorang anak penarik becak, memang berubah sejak ia kenal bola dan terlebih setelah membawa kesebelasannya menjuarai Liga Indonesia V. Selain undangan makan, hadiah mengalir deras untuknya, mulai dari kapling tanah, sepeda motor, dan uang. Rumah gedeknya yang ditinggali ibunya kini sudah menjelma jadi gedung bergaya Spanyol. Walau sudah kaya dan punya deposito puluhan juta, "Maradona dari Purwodadi" ini mengaku tak ingin mengubah gaya hidupnya. Untuk bepergian, ia cukup puas naik sepeda motor dan tak ingin membeli mobil. Tugiyo juga mengaku belum mikirin cewek, walau banyak yang naksir. Soal handphone? "Oh, ini untuk menelepon ibu saya kalau di lapangan," kata Tugiyo, yang selalu minta doa ke ibunda setiap akan bertanding.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo