Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Tugiyo

19 April 1999 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Belakangan ini kegiatan Tugiyo, 22 tahun, penyerang PSIS Semarang, lebih banyak di meja makan daripada di lapangan sepak bola. Hari demi hari, ia harus memenuhi undangan makan para penggemarnya di berbagai kota: Solo, Semarang, Jakarta. Begitu banyaknya undangan, "Sampai saya tidak tahu siapa yang menjamu," katanya.

Hidup Tugiyo, seorang anak penarik becak, memang berubah sejak ia kenal bola dan terlebih setelah membawa kesebelasannya menjuarai Liga Indonesia V. Selain undangan makan, hadiah mengalir deras untuknya, mulai dari kapling tanah, sepeda motor, dan uang. Rumah gedeknya yang ditinggali ibunya kini sudah menjelma jadi gedung bergaya Spanyol. Walau sudah kaya dan punya deposito puluhan juta, "Maradona dari Purwodadi" ini mengaku tak ingin mengubah gaya hidupnya. Untuk bepergian, ia cukup puas naik sepeda motor dan tak ingin membeli mobil. Tugiyo juga mengaku belum mikirin cewek, walau banyak yang naksir. Soal handphone? "Oh, ini untuk menelepon ibu saya kalau di lapangan," kata Tugiyo, yang selalu minta doa ke ibunda setiap akan bertanding.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus