Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Farida Pasha

19 April 1999 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wajahnya masih tampak cantik, kendati usianya hampir memasuki separuh abad. Namun Farida Pasha, artis kelahiran Tasikmalaya 47 tahun lalu ini, selalu kebagian tokoh antagonis. Dalam film pertamanya, Guna-Guna Istri Muda, yang dibuat pada 1978, ia menjadi sang istri muda. Setelah itu, ustazah ini selalu kebagian peran sebagai tokoh yang bikin kuduk orang merinding, seperti dalam film Putri Kuntilanak dan Nenek Gondrong. Rupanya, peran itu bisa dijalaninya dengan baik. Buktinya, ia jugalah yang dipilih memainkan tokoh Mak Lampir, seorang penyihir dalam film layar lebar dan sinetron Misteri Gunung Merapi, yang kini sedang diputar di salah satu stasiun televisi swasta. Mak Lampir inilah yang membuat namanya kondang hingga ke Malaysia. Begitu menjiwainya Farida pada tokoh tersebut, sampai-sampai ketika wartawan TEMPO Setiyardi mencarinya di lokasi syuting, ia menjawab, "Farida Pasha tidak ada, yang ada hanya Mak Lampir, hi-hi-hi...."

Kelihatan Anda serius sekali memerankan tokoh Mak Lampir?

Tokoh Mak Lampir ini sebenarnya sudah populer. Saya harus bisa tampil sempurna memerankan tokoh ini. Penampilannya harus tampak seram dan menakutkan.

Kok, Anda mau menjadi Mak Lampir?

Tokoh Mak Lampir ini, selain dibenci, juga dikangeni, kok. Banyak orang yang mau foto dengan Mak Lampir. Kalau jalan-jalan ke mal, banyak orang yang salaman dengan saya, termasuk anak-anak kecil.

Nggak takut kualat atau kesurupan?

Setiap mulai kerja, baca bismillah. Lagipula, kami selamatan dulu, kami mengundang seorang kiai untuk mengucapkan doa untuk keselamatan kru.

Ngomong-ngomong, pernah didatangi roh Mak Lampir dari Gunung Merapi nggak?

Saya sendiri Mak Lampir, kalau teman-teman dari Gunung Merapi mau datang, ya silakan saja, hi-hi-hi....

Jadi, Anda nggak risi dengan peran Mak Lampir?

Hi-hi-hi..., saya memang Mak Lampir, hi-hi-hi....

Anda juga ustazah?

Kebetulan saja. Setelah naik haji, saya terpanggil untuk melakukan syiar agama, tapi saya tak mau dibayar. Hasil dari peran Mak Lampir ini juga harus saya bagikan.

Mak Lampir baik, dong?

Iya, dong. Mak Lampir kan kalau di luar film baik, juga dikangeni.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus