Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Confusing Times Pameran Lukisan dan Gambar | ||
Oleh | : | Oky Arfie |
Tempat | : | Galeri Lontar |
Waktu | : | sampai dengan 19 April |
Ada "kekacauan" di kawasan Utankayu. "Pencipta kekacauan" itu bernama Oky Arfie, perupa muda lulusan Desain Grafis Institut Kesenian Jakarta (IKJ), yang tergolong produktif. Ada sekitar 40 lukisan--yang dikerjakannya selama satu tahun terakhir--yang dipamerkan di Galeri Lontar, Utankayu, Jakarta, hingga awal minggu ini. Karya Oky Arfie Hutabarat praktis tidak banyak ulah dalam teknik dan efek rupa. Ia menggunakan material konte dan crayon di atas kertas. Sebagian karyanya adalah lukisan cat minyak. Sebagian lagi berupa kolase dari potongan kertas yang telah digambari terlebih dahulu.
Tampaknya sang perupa sedang getol mempersoalkan manusia dan drama kehidupan. Dari lukisan ke lukisan, kita berjumpa dengan citra sosok manusia yang sendirian. Selama ini, secara visual Oky memang banyak mengeksplorasi sosok tunggal yang mencerminkan suasana psikis individu yang terasing di tengah keramaian. Tapi pada beberapa karyanya ada juga yang menampilkan lebih dari satu sosok, dan bahkan berkelompok. Sosok itu sering kali hanya berupa siluet hitam-putih. Beberapa yang lain digambarkannya dengan tidak sempurna, misalnya, ada sosok tanpa kepala, sosok tanpa kaki, atau hanya sekadar torso (potongan badan manusia). Sosok yang menjadi pusat lukisan itu menyiratkan sebuah jasad tanpa zat dalam posisi berbaring tak bertenaga--yang menggugah gagasan tentang kematian. Tampak juga, misalnya, sosok manusia, meski tidak selalu utuh, yang masih menunjukkan gerak.
Selain sosok itu, kita bisa menangkap bentuk yang menyerupai bangunan gedung bertingkat, ruang, awan dan perabot. Namun, bentuk itu tidak dalam tempat, proporsi, dan perspektif yang sebenarnya dan sering kali tak ada korelasi antara benda satu dan lainnya, meskipun ditempatkan dalam satu komposisi. Mungkin ini sebuah gambaran situasi anomi pada diri individu yang mengalami disorientasi ketika terjebak dan terasing dalam suasana yang pernah akrab tapi kemudian berubah sama sekali.
Tampaknya karya lukis Oky bisa dibagi dalam tiga seri karya besar. Pertama, Homage to the Dead People yang meliputi karya Hormat kepada Kematian yang Membela Kejujuran, Persoalan Kematian, serta The Millet Prayer. Karya yang nyaris hanya menggunakan material konte di atas kertas itu umumnya menampilkan sosok manusia yang sedang berbaring (mati?). Padanya, tertera sepotong kalimat tentang suatu masa, saat kematian sebagai bagian dari pemandangan yang jamak dan "diwajarkan". Inilah refleksi dari realitas sosial politik kontemporer negeri kita saat itu, karena karya seri tersebut memang diselesaikan pada Mei 1998 saat situasi politik nasional sedang memanas dan banyak menelan korban jiwa. Periode itulah yang disebut "menggugat kenyataan" yang ditandai dengan mempertanyakan sistem nilai masyarakat yang mulai kacau.
Karya seri kedua adalah The Stage yang terdiri dari Menghapus Kepala, Talking to Floating Man, dan Tanpa Judul. Karya seri ini dapat "dibaca" sebagai sebuah karya yang mencoba "memahami kenyataan" bahwa dunia dan kehidupan hanyalah panggung besar. Untuk itu ada permainan: sistem nilai bisa dimainkan, ditawar sebagaimana akrobat.
Tidak semua karya Oky yang dipamerkan bernuansa muram, malah kebanyakan terkesan cerah dan sangat rapi. Ini bisa dilihat pada karya serinya yang ketiga, yakni Confusing Times. Berbeda dengan karyanya yang hanya menggunakan konte yang begitu kental, kuat, dan seram, karya ini menggunakan teknik pastel atau crayon yang menyiratkan kemeriahan. Sedangkan baik komposisi warna maupun bentuk karya ini tertata lebih rapi dan teratur. Semestinya pameran ini mampu menggugah gagasan, tanpa harus semata-mata bertumpu pada materi lukisan. Namun sayang penataan dan kapasitas ruang pamer luput dari perhatian, sehingga ruang terasa ramai dengan karya yang berjejal-jejal.
S. Malela Mahargasarie
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo