Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Wanita busana terbaik '76 wanita busana terbaik 76

3 wanita berbusana terbaik memiliki salon kecantikan. 2 orang pernah terpilih, titi purwosunu dan pipi suharnoko harbani. 3 wajah baru: tuti indra malaon. latifa sulaiman & kuraesih sumhadiwiriadinata.

11 Desember 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEPULUH wanita berbusana terbaik tahun ini: nyonya-nyonya Titi Purwosunu, Pipi Suharnoko Harbani, Sumarah Adhyatman, Haryani Marjono, Siti Aminah Praptokusumo Sugandhi, Latifa Sulaiman, dra. Tuti Indra Malaon, Kuraesih Sumhadiwlnadinata, Prof. Dr. Bintari Rukmono dan satu nona: Francisca Warastuti. Yang terakhir adalah Ratu Indonesia 1975 dan pernah pula jadi Ratu Jakarta dan Miss Moomba Festival di Melbourne. Tiga dari 10 wanita tersebut memiliki salon kecantikan: Titi Purwosunu, Siti Aminah Praptokusumo Sugandhi dan Hariyani Marjono. Hariyani adalah isteri dari dokter pribadi Presiden Suharto, dr. Marjono, wong Sala yang selalu dendi dan pernah pula terpilih sebagai Pria Berbusana Terbaik tahun lalu. Dua wanita pernah pula terpilih untuk pemilihan ini: Titi Purwosunu, 5 tahun yang lalu dan Pipi Suharnoko Harbani, 4 tahun yang lalu. Pipi yang suaminya pernah menjabat duta besar di Kamboja, kini aktif dalam Ratna Busana, perkumpulan yang mendiskusikan dan merancang busana daerah. Muka-muka baru tahun ini: dra. Tuti Indra Malaon, dosen sastra Inggeris pada FSUI dan juga pemain sandiwara dan film. Latifa Sulaiman adalah isteri dari Kuasa lsaha Afganistan, Kuraesih Sumhadiwiriadinata, kini menjabat Ketua Womens International Club. "Saya tidak mengira terpilih", demikian ujar Bintari Rukmono, ibu dari dua orang anak dan yang tertua sudah 17 tahum Tambahnya lagi: "Berpakaian rapi adalah keharusan buat saya". Kalau lagi praktek dokter atau di laboratorium tentu saja Bintari selalu mengenakan seragan dokter. Kalau mengajar, "saya pakai rok biasa yang sesuai dengan potongan tubuh saya". Ia tidak pernah membeli pakaian di butik, cuma sesekali pergi ke salon kalau men-set rambut. Nasihatnya "berpakaianlah sesuai dengan apa yang dimiliki. Saya mengenakan kain kebaya kalau ada resepsi saja". Waktunya cukup padat: dua kali seminggu buka praktek di rumah, dosen Parasitologi di FKUI dan juga koordinator Badan Konsultasi Mahasiswa UI. Nyonya Sumarah Adhyatman, orangnya kecil, ramping. Dia membantu suaminya dalam perkumpulan keramik, terutama mengurus keramik Adam Malik yang akan dimusiumkan. Adhyatman adalah staf ahli Menlu Adam Malik. "Dalam berpakaian sekarang ini, lebih ditonjolkan ke soal kepribadian dan bukan kekayaan", ujar Sumarah. Dia turut pula menyusun buku tentang tekstil kuno dalam musium tekstil. Tidak pernah beli pakaian di butik dan katanya, tidak pernah pergi ke salon. "Wah, saya tidak mengira akan terpilih lagi Iho", ujar Titi Purwosunu, tetap awet muda, dan menarik. Umum banyak berpendapat bahwa kalau nyonya yang satu ini sudah mengenakan kain, top deh. Dan dia tidak selalu mengenakan kebaya ala Sala. Seperti pagi itu, Titi mengenakan kebaya kurung dari bahan batik dan bawahnya sarung dari kain tetoron polos, semuanya berwarna coklat. Ia sudah berpengalaman dalam dunia kecantikan 23 tahun lamanya (dan ketua perkumpulan kecantikan Indonesia Wijaya Kusuma). Katanya: "Warna biru dan coklat sekarang sedang saya gemari. Entah mengapa, setiap tahun berubah warna favorit saya. Semakin tua, semakin senang saya akan warna gelap" Tambahnya lagi: "Mestinya wanita itu berpakaian yang serasi dengan bentuk tubuh dan kepribadian. Sekarang ini, di kalangan atas cenderung untuk mengenakan busana murah, tapi dengan kombinasi yang serasi dan rapi". Batik dan katun, sangat digemari dan kain seperti brukat, sudah banyak yang tidak mengenakannya lagi. "Sekarang, banyak orang yang sudah menyimpan berliannya. Berlian yang mengkilat, tidak disukai. Tapi perhiasan antik walaupun hanya tiruan, lebih banyak digemari. Tapi kok kalangan menengah ke bawah, justru sebaliknya, mereka lebih senang menonjolkan kemewahan".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus