Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Cerita dua janda

Chiang ching, janda mao turun dari panggung politik, teng ying-ch'ao, janda chou en-lai naik. hua kuo feng jadi pengganti mao. karir politik teng mulai dari bawah, rumah tangganya harmonis. (ln)

11 Desember 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TURUNNYA Chiang Ching, janda Mao, dari panggung politik di Tiongkok telah diikuti oleh naiknya janda yang lain lagi. Teng Ying-ch'ao, isteri almarhum Chou En-lai, telah ditunjuk sebagai salah satu wakil ketua Kongres Rakyat Nasional (KRN), semacam parlemen di negeri komunis itu. Kabar ini disiarkan oleh Kantor Berita Hsinhua minggu lalu. Dikatakan bahwa pengangkatannya disyahkan dalam rapat ketiga Komite Tetap KRN yang diadakan menjelang akhir bulan lalu. Selain pengangkatan tersebut, menurut Hsin Hua, rapat telah pula "memuji" pengangkatan Hua Kuo-feng sebagai pengganti Mao dan tidak lupa "mengutuk" kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh "Klik 4 orang". Keputusan itu diambil dalam suatu resolusi 4 pasal. Seterusnya dikatakan bahwa PM Hua Kuo-feng yang juga hadir dalam rapat organ KRN itu, telah memberi keterangan tentang dasar penunjukan Teng Ying-ch'ao. Menurut Hua, Mao sendirilah yang mengusulkan pengangkatan itu. Berita pengangkatan janda Chou Enlai ini telah disambut dengan sangat meriah oleh masyarakat di seluruh negeri. Para pelancong yang baru kembali dari Kanton melaporkan bahwa para penumpang kereta api yang ditumpangi mereka telah bersorak sorai ketika berita tersebut diumumkan melalui pengeras suara. Teng Ying-ch'ao dikenal sebagai pejuang sejak ia muda. Ia pun dikenal pula sebagai saingan Chiang Ching. Dilahirkan pada tahun 1903 di Hsinyang, propinsi Honan, janda Chou ini masuk sekolah guru di T'ientsin dan kemudian masuk sekolah guru yang lebih tinggi di Peking. Ketika bersekolah itulah kegiatan politiknya dimulai. Ia menjadi orator dan aktivis gerakan pembaharuan wanita muda dalam kampanye yang menuntut agar kebiasaan kuno yang mengharuskan perempuan mengecilkan kakinya dihapuskan. Edgar Snow Tahun 1919 ia menggabungkan diri dengan organisasi Hsing She (Bangun). Ini dibentuk oleh seorang pemuda bernama Chou En-lai. Mungkin tahun inilah ia bertemu dan rapat dengan Chou En-lai. Keduanya lalu mendirikan pula organisasi yang diberi nama Sadar (Chueh-wu She), yang bertujuan untuk mempelajari kebudayaan modern. Rumah dara Teng sering sekali digunakan oleh Chou dan kawan-kawannya untuk mengadakan rapat-rapat gelap. Setahun kemudian, pada tahun 1920 bersama dengan Chou dan sekelompok pemuda lain Teng pergi ke Perancis dalam suatu program yang dinamakan "belajar sambil bekerja". Ketika cabang Partai Komunis Tiongkok (PKT) dibentuk, Teng menjadi salah satu dari pemrakarsanya. Setelah berada di Perancis selama kurang lebih 4 tahun mereka kembali dan menikah. Sejak keanggotaannya dalam PKT, Ny. Chou sangat aktif dalam pelbagai kegiatan. Selama Perjalanan Panjang (Long March), ia menderita TBC dan harus ditandu sepanjang perjalanan. Selama itu pula ia hampir tidak pernah bertemu dengan suaminya yang sangat sibuk mengatur perjalanan. Begitu sembuh ia pergi ke Peking dan mengorganisir gerakan bawah tanah dengan membentuk sel-sel komunis di sana, sebagai direktur kewanitaan PKT. Ketika Peking diduduki tentara Jepang (1937), ia hampir tertangkap. Dengan pertolongan Edgar Snow, wartawan Amerika sahabat Mao, Teng dapat diselamatkan keluar Peking dengan menyamar sebagai pelayan Snow. Teng Ying-ch'ao beberapa kali ditunjuk sebagai anggota delegasi pihak komunis dalam perundingan dengan Kuomintang, sebelum perang saudara tahun 4549 meletus. Setelah "pembebasan" ia terus aktif dalam partai dan organisasi-organisasi mantelnya. Terutama yang mengatur wanita. Beberapa kali ia ditunjuk sebagai wakil PKT dalam berbagai konperensi internasional yang disponsori RRT. Posisinya naik terus, walaupun tidak secara mengesankan. Dari riwayat hidupnya kelihatan banwa ia membentuk karir politiknya sejak muda dan dari bawah sekali. Perkawinannya dengan Chou En-lai menjadi contoh ideal pasangan pemuka komunis di RRT. Konon, menjelang kematiannya. Mao mengirim surat kepada Chiang Ching, bahwa ia sangat iri dengan keharmonisan rumah tangga pasangan Chou En-lai-Teng Ying-ch'ao itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus