TURUNNYA Chiang Ching, janda Mao, dari panggung politik di
Tiongkok telah diikuti oleh naiknya janda yang lain lagi. Teng
Ying-ch'ao, isteri almarhum Chou En-lai, telah ditunjuk sebagai
salah satu wakil ketua Kongres Rakyat Nasional (KRN), semacam
parlemen di negeri komunis itu. Kabar ini disiarkan oleh Kantor
Berita Hsinhua minggu lalu. Dikatakan bahwa pengangkatannya
disyahkan dalam rapat ketiga Komite Tetap KRN yang diadakan
menjelang akhir bulan lalu. Selain pengangkatan tersebut,
menurut Hsin Hua, rapat telah pula "memuji" pengangkatan Hua
Kuo-feng sebagai pengganti Mao dan tidak lupa "mengutuk"
kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh "Klik 4 orang".
Keputusan itu diambil dalam suatu resolusi 4 pasal.
Seterusnya dikatakan bahwa PM Hua Kuo-feng yang juga hadir dalam
rapat organ KRN itu, telah memberi keterangan tentang dasar
penunjukan Teng Ying-ch'ao. Menurut Hua, Mao sendirilah yang
mengusulkan pengangkatan itu.
Berita pengangkatan janda Chou Enlai ini telah disambut dengan
sangat meriah oleh masyarakat di seluruh negeri. Para pelancong
yang baru kembali dari Kanton melaporkan bahwa para penumpang
kereta api yang ditumpangi mereka telah bersorak sorai ketika
berita tersebut diumumkan melalui pengeras suara.
Teng Ying-ch'ao dikenal sebagai pejuang sejak ia muda. Ia pun
dikenal pula sebagai saingan Chiang Ching. Dilahirkan pada tahun
1903 di Hsinyang, propinsi Honan, janda Chou ini masuk sekolah
guru di T'ientsin dan kemudian masuk sekolah guru yang lebih
tinggi di Peking. Ketika bersekolah itulah kegiatan politiknya
dimulai. Ia menjadi orator dan aktivis gerakan pembaharuan
wanita muda dalam kampanye yang menuntut agar kebiasaan kuno
yang mengharuskan perempuan mengecilkan kakinya dihapuskan.
Edgar Snow
Tahun 1919 ia menggabungkan diri dengan organisasi Hsing She
(Bangun). Ini dibentuk oleh seorang pemuda bernama Chou En-lai.
Mungkin tahun inilah ia bertemu dan rapat dengan Chou En-lai.
Keduanya lalu mendirikan pula organisasi yang diberi nama Sadar
(Chueh-wu She), yang bertujuan untuk mempelajari kebudayaan
modern. Rumah dara Teng sering sekali digunakan oleh Chou dan
kawan-kawannya untuk mengadakan rapat-rapat gelap.
Setahun kemudian, pada tahun 1920 bersama dengan Chou dan
sekelompok pemuda lain Teng pergi ke Perancis dalam suatu
program yang dinamakan "belajar sambil bekerja". Ketika cabang
Partai Komunis Tiongkok (PKT) dibentuk, Teng menjadi salah satu
dari pemrakarsanya.
Setelah berada di Perancis selama kurang lebih 4 tahun mereka
kembali dan menikah. Sejak keanggotaannya dalam PKT, Ny. Chou
sangat aktif dalam pelbagai kegiatan.
Selama Perjalanan Panjang (Long March), ia menderita TBC dan
harus ditandu sepanjang perjalanan. Selama itu pula ia hampir
tidak pernah bertemu dengan suaminya yang sangat sibuk mengatur
perjalanan. Begitu sembuh ia pergi ke Peking dan mengorganisir
gerakan bawah tanah dengan membentuk sel-sel komunis di sana,
sebagai direktur kewanitaan PKT. Ketika Peking diduduki tentara
Jepang (1937), ia hampir tertangkap. Dengan pertolongan Edgar
Snow, wartawan Amerika sahabat Mao, Teng dapat diselamatkan
keluar Peking dengan menyamar sebagai pelayan Snow.
Teng Ying-ch'ao beberapa kali ditunjuk sebagai anggota delegasi
pihak komunis dalam perundingan dengan Kuomintang, sebelum
perang saudara tahun 4549 meletus. Setelah "pembebasan" ia terus
aktif dalam partai dan organisasi-organisasi mantelnya. Terutama
yang mengatur wanita. Beberapa kali ia ditunjuk sebagai wakil
PKT dalam berbagai konperensi internasional yang disponsori RRT.
Posisinya naik terus, walaupun tidak secara mengesankan.
Dari riwayat hidupnya kelihatan banwa ia membentuk karir
politiknya sejak muda dan dari bawah sekali. Perkawinannya
dengan Chou En-lai menjadi contoh ideal pasangan pemuka komunis
di RRT. Konon, menjelang kematiannya. Mao mengirim surat kepada
Chiang Ching, bahwa ia sangat iri dengan keharmonisan rumah
tangga pasangan Chou En-lai-Teng Ying-ch'ao itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini