Pekanbaru - Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) mencatat Provinsi Riau merupakan daerah paling tinggi terjadinya konflik agraria di Indonesia, yakni sebanyak 44 konflik atau 9,78 persen. Ekspansi perusahaan perkebunan kelapa sawit dan Hutan Tanaman Industri (HTI) menjadi penyebab utama konflik agraria di daerah itu. Hal itu terjadi akibat keputusan pejabat publik yang memberikan izin konsesi kepada perusahaan, padahal sesungguhnya telah digarap oleh masyarakat. Tidak adanya keseimbangan pengelolaan hutan antara masyarakat kecil dan perusahaan menjadi persoalan mendasar konflik lahan di Riau. Bagaimana para calon Gubernur Riau menanggapi ini?
Jurnalis Video: Riyan Nofitra
Editor: Ngarto Februana
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini