Beredar pesan di media sosial Facebook dan Whatsapp yang mengklaim perusahaan farmasi, Dexa Medica dapat memproduksi obat COVID-19. Informasi itu muncul usai Direktur Komersial PT Dexa Medica V. Hery Sutanto memberikan bantuan obat-obatan kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 serta kepada sejumlah rumah sakit rujukan pada 7 April.
Benarkah perusahaan-perusahaan farmasi di Indonesia memproduksi obat yang mampu menyembuhkan pasien COVID-19?
Dalam siaran pers Dexa Medica yang diterima ANTARA, perusahaan itu memberikan bantuan obat-obatan hydroxychloroquine, azithromycin, dan chloroquine kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dan sejumlah rumah sakit rujukan.
Namun, hydroxychloroquine, azithromycin, dan chloroquine bukanlah obat tunggal yang benar-benar dapat menyembuhkan COVID-19.
Institut Kesehatan Nasional AS (NIH), 9 April 2020, menyebut hydroxychloroquine menjadi obat yang berpotensi membantu pengobatan pasien COVID-19. Namun masih dibutuhkan uji klinis untuk mengukur apakah hydroxychloroquine itu efektif dan aman untuk pengobatan COVID-19, kata Direktur Divisi Penyakit Paru AS.
Dexa, dalam rilis mereka, juga menyebut obat-obatan yang didonasikan itu merupakan obat keras. Penggunaannya hanya untuk pasien yang sakit, bukan untuk pencegahan.
Jadi, klaim: "Indonesia sudah dapat produksi sendiri obat COVID-19" adalah Salah/Misinformasi.
VIDEO: Facebook, YOUTUBE/BNPB Indonesia, NIH, CMAJ
NARASI: anataranews.com, NIH, CMAJ
EDITOR: Aditya Sista
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini