Dosen Program Studi Lingkungan Hidup Universitas Indonesia (UI) mengatakan terjadi tekanan pada sektor kualitas air dalam temuan kinerja pengelolaan lingkungan hidup DKI Jakarta2023.
Tim Penyusun Dokumen Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah DKI mengatakan tekanan itu berasal dari peningkatan kebutuhan air bersih oleh industri manufaktur dan pemukiman.
"Dari peningkatan aktivitas tersebut akan meningkatkan pressure ke lingkungan, yaitu ada limbah, baik limbah domestik maupun limbah industri, ditambah adanya kebiasaan manusia mengenai kesadaran mengelola limbah domestik apa tidak, apakah pelaku industri ada kesadaran untuk mengelola limbah industri," kata Adhiraga dalam sesi FGD Penyusunan Dokumen Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah di Kantor Balaikota DKI Jakarta, Selasa, 29 Mei 2024.
Dengan adanya tekanan terhadap daya dukung air bersih di Jakarta, Adhiraga menyebutkan Dinas Lingkungan Hidup sebenarnya telah melalukan pemantauan dan monitoring pada tahun 2023 untuk sungai di 120 titik, danau di 180 titik, air tanah di 267 titik, dan air laut di 53 titik.
"Hasilnya kualitas air sungai paling tercemar berat 68 persen dengan kualitas fisik yang rendah, disusul air tanah sebanyak 54 persen, waduk sebanyak 47 persen, dan air laut yakni 8 persen," katanya.
Selain itu, kata Adhiraga, terjadi penurunan nilai Indeks Kualitas Air (IKA) dan Indeks Kualitas Air Laut (IKAL) dari tahun 2022 ke 2023. "Untuk nilaI IKA dari 41,6 menjadi 40,42, sedangkan nilai IKAL dari 80,08 menjadi 78,74," ucapnya.
Foto: tempo.co
Editor: Ridian Eka Saputra
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini